Beranda Lingkungan PT AMMAN dan Dislutkan NTB Luncurkan Wilayah Konservasi Perairan Gili Balu

PT AMMAN dan Dislutkan NTB Luncurkan Wilayah Konservasi Perairan Gili Balu

Jakarta, TAMBANG – PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) menggelar acara peluncuran wilayah konservasi perairan Gili Balu di Pulau Kenawa, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) pada Minggu (5/6) pagi.

Peluncuran ini merupakan tindak lanjut penandatanganan perjanjian kemitraan antara AMMAN dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Dislutkan-NTB) bulan Mei lalu untuk mengelola aspek lingkungan dan sosial di Gili Balu, yang merupakan delapan pulau kecil di wilayah barat laut KSB.

Gili Balu terdiri dari Pulau Kalong, Pulau Namo, Pulau Kenawa, Pulau Ular, Pulau Mandiki, Pulau Paserang, Pulau Kambing atau Batu, dan Pulau Belang. Perjanjian kemitraan ini akan berlangsung selama lima tahun dan mencakup area seluas lebih dari 5.000 hektar.

Acara yang bertajuk Transforma Sea Gili Balu ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni. Selain dihadiri oleh Kepala Dislutkan-NTB, Muslim, Staf Ahli Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Mansyur Sofyan, serta Site Director/Kepala Teknik Tambang (KTT) AMMAN, Wudi Raharjo, acara ini juga dihadiri oleh pegiat lingkungan dan travel blogger Marischka Prudence, yang turut melakukan dive monitoring.

Selain diving, para peserta juga terlibat dalam kegiatan bersih-bersih pantai (beach clean-up), snorkeling, dan demo cara mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos.

Wudi Raharjo dalam sambutannya mengatakan bahwa program konservasi ini merupakan wujud komitmen AMMANsebagai perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Provinsi NTB dalam menerapkan Good Mining Practice Principle.

“Kami melakukanpengelolaan aspek lingkungan dan sosialsecara bertanggung jawab. Hal inimerupakan bagiantidak terpisahkan dari bisnis AMMAN yang memiliki visi menciptakan warisan terbaik.Kami berharap kemitraan ini dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi Gili Balu, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan perekonomian sekitar,” jelas Wudi.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Muslim menyampaikan apresiasinya kepada AMMAN yang telah proaktif dalam mendorong terwujudnya kemitraan tersebut.

“Kami menyambut baik kemitraan terkait berbagai program inisiatif bersama dalam rangka memaksimalkan pengelolaan Kawasan Konservasi perairan Gili Balu yg telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2021 seluas 5.846,67 ha,” ujarnya.

Dengan adanya kemitraan ini, Muslim berharap agar hal tersebut bisa lebih memperkuat dari aspek kelembagaan serta lebih memberikan dampak yang optimal dalam pengelolaan Kawasan konservasi di Gili Balu. “Sehingga sesuai dengan program pemerintah serta dapat memberikan nilai tambah bagi lingkungan maupun masyarakat sekitar,” imbuh Muslim.

Sementara itu, Staf Ahli Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Mansyur Sofyan menyatakan bahwa keberhasilan program kemitraan ini ditentukan salah satunya oleh partisipasi aktif masyarakat.

“Pemerintah KSB akan berupaya dalam melibatkan berbagai Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang berada di sekitar lokasi untuk berperan serta secara aktif sehingga dapat turut membantu dalam mengembangkan sektor pariwisata yang berkelanjutan. Besar pula harapan kami agar berbagai program yang dilaksanakan bersama ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain,” jelas Mansyur.

Sekedar informasi, kawasan Gili Balu terkenal dengan berbagai potensi alam seperti keindahan pantai, perbukitan, area hutan mangrove, serta keindahan ekosistem bawah laut. Namun, masih terdapat berbagai kendala yang menghambat potensi alam Gili Balu, seperti maraknya pengambilan ikan ilegal dengan metode yang merusak alam, terbatasnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), akses permodalan, serta kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan laut dan pesisirnya.

Karenanya, program kemitraan tersebut akan difokuskan pada beberapa program, yakni  pemantauan habitat dan populasi ikan, perlindungan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM,; penyediaan dan pemeliharaan sarana & prasarana pengelolaan kawasan, serta peningkatan pelayanan pemanfaatan kawasan untuk pariwisata dan perikanan berkelanjutan.