Jakarta TAMBANG,- Hasil pengolahan nikel dalam bentuk slag dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan beberapa produk yang bermanfaat. Hal ini yang dilakukan PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam mengelola lingkungan secara berkelanjutan. Salah satu yang dilakukan diataranya mengolah Residu dari hasil pengolahan ore berupa slag nickel dan residu pembakaran PLTU berupa Fly Ash menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah memanfaatkan kedua produk tersebut menjadi salah satu material substitusi bahan bangunan lewat pembuatan batako. Material tersebut diproduksi di dalam Kawasan Industri PT IWIP di area Batching plant Utilization, Geomdi dengan kapasitas 120.000 block batako dan paving block. Untuk menghasilkan produk tersebut, perusahaan menggunakan ketiga material dengan komposisi Slag nikel (70%), Fly Ash (10%) dan semen (20%).
Untuk memastikan kualitas atas produk-produk tersebut PT IWIP telah melakukan uji laboratorium terhadap sample batako berdasarkan SNI-0300349-1989 Tentang Bata Beton (Batako) terhadap syarat-syarat fisis yang harus dipenuhi. Pengujian Batako tersebut masuk ke dalam mutu bata beton pejak kelas IV. Hasil uji laboratorium produk bata beton (batako) menunjukkan bahwa produk tersebut telah memenuhi tingkat mutu syarat fisis bata beton (batako) berdasarkan SNI-0300349-189.
Berikut data hasil uji mutu atas produk yang telah dilakukan uji laboratorium.
No | Hasil Lab (kg/cm2 | Tingkat Mutu Bata Beton Pejal Kelas IV | Catatan | ||
Syarat masing-masing uji min (kg/cm2) | Syarat rata-rata uji min (kg/cm2) | Penyerapan air rata-rata (%) | |||
1 | 28.6 | 21 | – | – | Sesuai |
2 | 30.1 | 21 | – | – | Sesuai |
3 | 27.1 | 21 | – | – | Sesuai |
Rata-Rata | 28.6 | – | 25 | – | Sesuai |
Berdasarkan hasil uji laboratorium ini diketahui bahwa rancangan produk batako PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) telah memenuhi tingkat mutu syarat fisis bata beton (batako). Hasil produksi dari pengolahan residu smelter dan PLTU ini dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung pembangunan infrastruktur di dalam Kawasan Industri.
Lebih dari itu, melalui Program CSR, produk ini juga disalurkan secara gratis untuk pembangunan di desa-desa sekitar Kawasan Industri. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan sosial masyarakat, seperti pembangunan tempat ibadah, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat keberlanjutan perusahaan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Langkah PT IWIP ini mendapat apresiasi dari M.Lail Wahid Kordinator Bidang Konservasi Minerba Inspektur Tambang Malut. Menurutnya pemanfaatan sisa hasil pengolahan mineral merupakan objek konservasi yang harus dikelola dan didata, agar diperlakukan bukan sebagai limbah. “Kami Mengapresiasi upaya PT IWIP sebagai usaha Industri dan PT Weda Bay Nickel sebagai usaha pertambangan yang mensuplai Ore dan kemudian di Extraksi di Smelter dan sisa hasil kegiatan pengolahan untuk dimanfaatkan sisa hasil kegiatan sebagai mana konsep konservasi sumberdaya mineral dan batubara selanjutnya disebut konservasi mineral dan batubara adalah upaya yang dilakukan dalam rangka optimalisasi pengelolaan, pemanfaatan dan pendataan sumberdaya minerba secara terukur, efisien, bertanggung jawab dan berkelanjutan” ungkap Muhamad Lail.