Beranda Korporasi PT Timah,Tbk Bagi Deviden 30 Persen

PT Timah,Tbk Bagi Deviden 30 Persen

Jakarta-TAMBANG. Perusahaan tambang timah terbesar kedua dunia, PT Timah, Tbk (TINS) membukukan laba bersih Rp 251,9699 miliar di tahun 2016. DIbanding tahun 2016, laba bersih perseroan naik 150% dimana laba bersih tahun 2015 sebesar Rp 101,5 miliar.

Menurut Direktur Utama PT Timah M. Riza Pahlevi Tabrani kenaikan laba bersih ini ditopang oleh kenaikan produksi serta kenaikan harga rata-rata timah dunia.

Selain itu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) juga menyepakati beberapa hal diantaranya pembagian deviden. “Pemegang saham menetapkan laba bersih digunakan untuk dividen 30% dan cadangan umum 70%,” terang Riza, di Jakarta.

Untuk diketahui, dividen sebesar 30% atau Rp 75 miliar tersebut disalurkan ke pemerintah sebesar Rp 49,1 miliar dan sisanya Rp 26,4 miliar disebar ke publik.

Pemegang saham juga sepakat melakukan pergantian di jajaran direksi dimana Purwijayanto sebagai Direktur Pengembangan usaha Niaga digantikan Trenggono Sutiyoso. Kemudian Alwin Albar ditunjuk sebagai Direktur Operasi dan Produksi. Kedua orang baru ini akan bergabung dengan jajaran Direksi lama Riza Pahlevi (Dirut), Emil Ermindra (Dirkeu), dan Muhammad Rizki (Direktur SDM dan Umum).

Trenggono sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang,Tbk (Antam). Pria peraih gelar Sarjana Teknik Geologi dari Institut Teknologi Bandung, Magister Manajemen Keuangan dari Institut Bisnis dan Informatika Indonesia. Dan gelar Doktor Ilmu Ekonomi dari Universitas Trisakti bergabung dengan Antam tahun 1994.

Selama di Antam Trenggono sudah ada beberapa posisi penting ditempatinya. Mulai dari Planning and Resources Manager Unit Geomin dari tahun 2007 sampai tahun 2008, Deputy Vice President Exploration Unit Geomin dari tahun 2008 sampai tahun 2012, Project Development Division Head dari tahun 2012 sampai tahun 2013 dan SVP Corporate Strategic Development sejak tahun 2013.

Di Jajaran komisaris juga ada perubahan dimana Erfi Triassunu, Bagas Angkasa, dan Eko Prasojo diganti oleh Satriya Hari Prasetya dan T. Pribadi. Keduanya akan bergabung bersama Fachry Ali (komisaris utama), Milawarma (komisaris independen), dan Mochtar Husein (komisaris).