Beranda CSR PT Vale Berdayakan Ibu-Ibu Kembangkan Panti Sehat dan Obat Herbal

PT Vale Berdayakan Ibu-Ibu Kembangkan Panti Sehat dan Obat Herbal

Pendamping AOSC, Julianto saat menunjukkan produk herbal Bawang Dayak di Panti Sehat HIPHO, Sorowako, Luwu Timur

Jakarta, TAMBANG – Salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia (Vale) yang menarik perhatian adalah pengembangan Panti Sehat dan obat herbal HIPHO yang dikelola oleh ibu-ibu setempat. HIPHO sendiri kepanjangan dari Himpunan Penggiat Herbal Organik.

Mereka yang merupakan ibu rumah tangga ini sebelumnya dilatih oleh Aliksa Organic Sri Consultant (AOSC), sebelum mempraktikkan teknik memijat dan pembuatan obat herbal. AOSC adalah yayasan yang dipercaya Vale untuk program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

“Jadi ibu-ibu ini dilatih oleh Vale secara bertahap melalui mitranya,” kata pendamping AOSC, Julianto saat ditemui di Sorowako, Luwu Timur pertengahan Desember lalu.

Menurut dia, Panti Sehat HIPHO merupakan pengobatan alternatif berupa pijatan dan ramuan herbal. Obat herbal diproduksi langsung oleh masyarakat sekitar dengan memanfaatkan lahan tidur dan pekarangan rumah untuk ditanami tanaman obat keluarga (Toga).

“Nanti diperiksa secara tradisional, nanti dikasih pelayanan. Apakah dikasih ramuan atau cukup pijatan saja atau dikasih dua-duanya,” ujar dia.

Setelah selesai dipijat, pasien akan diajarkan cara merebus obat herbal dan tentang pola hidup sehat. “Kita juga akan edukasi bagaimana cara merebusnya, pola hidupnya untuk membantu mengatasi kondisi kesehatannya,” imbuhnya.

Selain menghadirkan pendampingan dari ahli, Vale juga menyediakan bangunan panti dan sarana prasarana pendukung seperti mesin pencacah dan sebagainya. “Vale di sini juga memfasilitasi bangunan dan saran prasarana untuk kegiatan praktek bersama,” ucapnya.

Pria asal Bandung ini kemudian menyampaikan bahwa PT Vale Indonesia sudah melakukan Sosft Lanuching dan Workshop operasional panti sehat pada Juni kemarin. Adapun launchingnya akan dilaksanakan dalam waktu dekat setelah pembangunan panti rampung.

Kendati begitu, panti sehat tetap dibuka namun hanya satu minggu sekali pada tiap hari Selasa. Katanya, pasien yang berkunjung paling sedikit 2 orang dan paling banyak sekitar 10 orang.

“Rata-rata yang ke sini itu usia 30 tahun ke atas. Mereka ada yang minta ramuan, ada juga yang pijat. Keseleo juga bisa ke sini,” jelasnya.

Mengenai obat herbal, sebelum dipasarkan ke publik, ibu-ibu terlebih dulu mencobanya  di rumah masing-masing. Setelah itu mereka terapkan di lingkungan keluarga dan tetangga. Sejauh ini, produk herbal sudah mencapai 40 jenis.

“Yang paling laris minuman herbal kebugaran, seperti Serai Lemon, Kunyit Asam, Buah Dengen sebagai buah lokalnya,” tambahnya.

Khasiat obat herbal ini bukan kaleng-kaleng. Kata Julianto, dulu ada seorang ibu yang memiliki riwayat kolesterol tinggi hingga mencapai  400 mg/dl dan sudah bolak-balik dirawat di rumah sakit. Tapi setelah rutin meminum bawang dayak hasil olahan Panti Sehat HIPHO, kolesterol ibu tersebut kembali normal.

“Bahkan ada penderita kolesterol di MCU (Medical Check Up-red) rutin tiap tahun, hampir 400, setelah mereka konsumsi ini (bawang dayak) rutin selama tiga bulan, Alhamdulillah turun kolesterolnya. Itu menjadi pembuktian,” jelasnya.

Karena itu, dia berharap Panti Sehat ini bisa membantu penduduk Desa Sorwako dan sekitarnya dalam hal kesehatan. Tak jarang, pegawai Vale juga memanfaatkan fasilitas ini lantaran letaknya yang strategis.

“Harapannya bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat selain mereka berobat ke puskesmas. Ini menjadi alternatif pengobatan,” bebernya.

Untuk diketahui, praktek yang akan diadakan di Panti Sehat didominasi oleh pelaku pemberdayaan program Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) berbasis herbal yang telah melakukan pelatihan herbal dasar, penyehat tradisional, training of trainer serta telah memiliki sertifikat sebagai penyehat tradisional.