Jakarta, TAMBANG – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,4 triliun hingga Kuartal III tahun 2025.
“PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp1,4 Triliun dan EBITDA sebesar Rp3,6 Triliun, dengan EBITDA margin di angka 11%,” ungkap Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, dikutip dalam keterangan resmi, Jumat (31/10).
Arsal Ismail mengatakan, di tengah tekanan harga batu bara global yang masih menurun sepanjang 2025, PTBA berhasil mempertahankan kinerja operasional yang solid serta menjaga profitabilitas melalui peningkatan efisiensi biaya dan optimalisasi portofolio pasar domestik.
“Hal ini tercermin dari pertumbuhan volume produksi dan penjualan yang tetap positif, serta realisasi capex yang mendukung keberlanjutan operasi dan proyek logistik strategis,” imbuh Arsal.
Capaian ciamik juga terjadi pada segmen produksi di mana sepanjang 9 bulan tersebut, produksi batu bara PTBA mencapai 35,895 juta ton, naik 9% dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 32,970 juta ton.
Adapun volume penjualan batu baranya mencapai 33,704 juta ton, naik 8% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya 31,277 juta ton.
“PTBA mencatatkan kinerja operasional yang solid dengan pertumbuhan produksi secara YoY sebesar 9% yang juga diikuti dengan kenaikan realisasi penjualan sebesar 8%,” bebernya.
Meski kinerja operasional mengalami peningkatan, namun harga jual rata-rata (ASP) turun 6% seiring dengan tren penurunan harga batu bara. Tercatat, indeks NCI melemah 22% dan ICI-3 turun hingga 16% secara tahunan (YoY).
Sementara itu, realisasi belanja modal hingga kuartal III–2025 mencapai 41% dari target tahunan, dengan nilai sebesar Rp3,0 triliun.
Kenaikan juga terjadi pada segmen pemenuhan batu bara untuk Domestic Market Obligation (DM0) dan volume ekspor. Sepanjang tiga kuartal, PTBA mencatatkan DMO sebesar 18,824 juta ton, naik 11% dibanding periode sama tahun 2024 yang hanya 16,982 juta ton.
Sementara volume ekspor mencapai 14,879 juta ton, naik 4% dibanding periode sama tahun lalu yang hanya mencapai 14,294 juta ton.







