Beranda ENERGI Kelistrikan Rasio Elektrifikasi Kalimantan Barat Masih Rendah

Rasio Elektrifikasi Kalimantan Barat Masih Rendah

Pontianak – TAMBANG. Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi dengan rasio elektrifikasi yang masih rendah. Saat ini, angkanya baru mencapai 79,77%. Di provinsi dengan sebaran 200 pulau yang lebih separuhnya merupakan pulau berpenghuni itu, masih banyak yang belum dialiri listrik.

 

“Kementerian ESDM akan mengembangkan program listrik pedesaan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang ketenagalistrikan, untuk perluasan akses listrik pada wilayah yang belum terjangkau jaringan distribusi tenaga listrik. Program ini merupakan penugasan Pemerintah kepada  PLN untuk melistriki masyarakat perdesaan yang pendanaannya diperoleh dari APBN, dan diutamakan pada Provinsi denrifigan Rasio Elektrifikasi yang masih rendah,” demikian dilansir dalam situs resmi Kementerian ESDM, Selasa (15/9).

 

Secara keseluruhan Provinsi Kalimantan Barat memiliki daya mampu pasok sebesar 343.26 MW. Namun pada saat beban puncak, kebutuhannya mencapai 368.08 MW, sehingga ada defisit sebesar 24.82 MW.

 

“Dalam rangka mendukung program pengembangan 35.000 MW, pemrintah akan membangun sejumlah PLTU, antara lain Parit Baru, Pantai Kura-kura, Sintang, dan Ketapang. Selain PLTU, pemerintah juga akan mengembangkan PLT Biomassa Ketapang, yang ditargetkan akan memiliki kapasitas sebesar 10 MW. Selain pembangkit, dalam waktu dekat akan turut dikembangkan jaringan transmisi dengan total jarak sepanjang 2512 km,” siaran tersebut mengurai.

 

Kota Pontianak, ibukota Provinsi Kalimantan Barat, menjadi tuan rumah gelaran ketiga rangkaian kegiatan Hari Nusantara ke-15. Dua acara sebelumnya digelar di Papua Barat serta Nusa Tenggara Timur.

 

Masalah rendahnya rasio elektrifikasi setempat ini menjadi salah satu topik yang diangkat pada penyelenggaraan Hari Nusantara ke-15 di Kalimantan Barat. Provinsi tersebut memiliki kebutuhan energi besar, selain untuk mendukung kebutuhan listrik masyarakat, juga karena adanya rencana pembangunan smelter di kawasan tersebut. Beberapa potensi energi lokal yang tersedia pun perlu mendapatkan perhatian untuk bisa dikembangkan, termasuk energi nuklir.

 

“Adanya potensi sumber energi nuklir di Kalimantan Barat membutuhkan dukungan pemerintah pusat untuk melakukan percepatan pengembangannya” ujar Kepala Badan Litbang ESDM, F. X. Sutijastoto, yang berkesempatan membuka peringatan Hari Nusantara ke-15 di Universitas Tanjungpura, Pontianak tersebut.