Beranda Event Rating Korporasi dan Peringkat Jaminan Berau Turun

Rating Korporasi dan Peringkat Jaminan Berau Turun

Rukmi haspari
[email protected]

Jakarta-TAMBANG. Dua peringkat PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) yaitu rating korporasi dan peringkat jaminan turun. Pemeringkat Moody’s Investors Service menurunkan rating korporasi menjadi B3 dari sebelumnya B2, dan menurunkan peringkat jaminan obligasi oleh BRAU dan Berau Capital Resources Pte Ltd (BCR), yang dijamin oleh BRAU.

“Penurunan rating perusahaan BRAU ke B3 karena lemahnya profil likuiditas serta perkiraan kami akan penurunan harga batubara yang akan terjadi terus-menerus sehingga menyebabkan penurunan pendapatan material dan arus kas pada 2015,” ujar Brian Grieser, Analis Senior sekaligus Vice President Moody’s (7/11).

Brian yang juga analis utama BRAU memaparkan, selain kinerja operasional BRAU yang memburuk, rencana perseroan untuk melakukan refinancing pinjaman senilai US$ 450 juta yang akan jatuh tempo pada Juli 2015 makin tidak jelas. Hal ini menambah lemah profil utang perseroan.

BRAU sebelumnya sempat merilis prospektus untuk menerbitkan obligasi baru senilai US$ 450 juta untuk refinancing surat utang US$ 450 juta yang diterbitkan BCR. Obligasi yang bertenor 5 (lima) tahun ini sejatinya akan dirilis pada 21 Agustus lalu. Namun, manajemen BRAU kemudian menunda penerbitan obligasi lantaran kondisi pasar dianggap kurang kondusif.

Di sisi lain, tahun ini indeks harga batu bara Newscastle anjlok 25% ke level terendah sejak lima tahun terakhir di level US$ 63 per metrik ton. Hal ini merupakan akibat dari melemahnya permintaan dan melimpahnya pasokan untuk persediaan batu bara.

Harga batu bara yang tidak menunjukkan peningkatan dalam beberapa bulan mendatang membuat Moody’s memperkirakan EBITDA BRAU akan turun di bawah US$ 200 juta tahun 2014 dan mendekati US$ 150 juta tahun 2015. Moody’s memperkirakan ini meski BRAU telah berhasil mengurangi biaya penambangan, baik pada tahun 2014 maupun 2015.

Melihat ketidakberhasilan BRAU dalam melakukan refinancing serta harga batu bara yang terus turun, perusahaan nantinya diperkirakan menghadapi resiko peningkatan refinancing.

Ulasan Moody’s selanjutnya akan fokus pada kemampuan BRAU dalam melakukan refinancing atas obligasi yang jatuh tempo di masa mendatang. Hal ini kemungkinan akan selesai 60 hingga 90 hari ke depan.

“Jika perseroan mengalami kegagalan dalam rencana refinancing, mungkin akan menyebabkan penurunan peringkat lebih lanjut,” imbuh Grieser.

Per Juni 2014, kas BRAU tercatat US$ 343 juta. Dengan kas tersebut, BRAU kemungkinan punya fleksibilitas dalam upaya membayar obligasi. Namun, jumlah kas tersebut tidak cukup untuk membiayai kembali seluruh obligasi jatuh tempo.

Moody’s kemungkinan akan memberikan peringkat B3 untuk BRAU jika pada akhirnya perseroan mampu menerbitkan obligasi baru atau pinjaman pasar untuk membayar obligasi lama.