Beranda ENERGI Migas Reformasi Tata Kelola Migas Harusnya Menguntungkan Pertamina

Reformasi Tata Kelola Migas Harusnya Menguntungkan Pertamina

Pemerintah akan mendorong PT Pertamina untuk berperan lebih besar di sektor migas. Salah satunya dengan mengambilalih peran yang selama ini dijalankan oleh Pertal. Langkah ini menurut Pengamat energi Sofyano Zakaria membuka peluang bagi perusahaan migas tersebut untuk menjadi pemain migas kelas dunia.

“Terkait pengalihan fungsi Petral ke Pertamina untuk Pengadaan dan Penjualan minyak Mentah dan produk kilang, seharusnya membawa membuat angin segar bagi Perusahaan Nasional,”tandas Sofyano. Ini akan membuat Pertamina yang bergerak di bidang Perdagangan minyak dan gas bumi dapat disertakan dalam kegiatan bisnis migas tersebut. Selama ini menurutnya Pertamina nyaris hanya menjadi penonton karena pengadaan dan penjualan minyak mentah dan produk kilang nyaris semuanya jatuh ke tangan pengusaha non nasional.

Seperti diketahui pengadaan dan penjualan minyak mentah dan produk kilang untuk pemenuhan  kebutuhan nasional ditangani ISC dan Petral. Mekanisme yang dilakukan lewat tender terbuka yang hanya melibatkan National Oil Company (NOC) yang nyatanya pula  tidak terbatas hanya pada produksinya sendiri dan produsen minyak atau kilang termasuk didalamnya Major Oil Company pula.

Perusahaan nasional yang berbentuk Perusahaan Terbatas, harusnya diberi kesempatan dan dukungan dari Pemerintah dan Pertamina sebagaimana yang terjadi  seperti di Jepang dan Korea. Perusahaan perusahaan Jepang seperti Mitsubishi, Mitsui,Sumitomo, Itochu, Marubeni, Sojitz, Kanematsu , Toyota Itshu selalu mendapatkan prioritas untuk melakukan pengadaan ataupun penjualan untuk minyak mentah dan produk kilang asal jepang. Hal yang sama juga berlaku di Korea . Perusahaan perusahaan antara lain SK, Hanwha,Samsung, Hyundai, GS-Global ,Daewoo Internasional, juga mendapatkan dukungan dari Pemerintah Korea .

Lebih jauh Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) ini menyebutkan bahwa perusahaan perusahan asal Jepang dan Korea dapat menjadi pemain kelas dunia di perdagangan minyak karena didukung penuh oleh Pemerintahnya. Perusahaan-perusahaan tersebut dengan mudah membuka kantor cabang di banyak negara seperti Singapura,Inggris,Dubai bahkan USA.

Oleh karenanya Sofyano menilai inilah saat yang tepat bagi perusahaan migas milik Pemerintah tersebut mulai melakukan reformasi. Sehingga peluang besar tersebut dapat dimanfaatkan. Pertamina dapat berperan aktif dalam pengadaan dan penjualan minyak mentah dan produk kilang. Namun semua itu juga harus didukung Pemeritah karena pada akhirnya akan berdampak baik bagi negara seperti nilai tukar rupiah, kenaikan pajak dan devisa lebih stabil , mengingat bahwa dalam satu bulan saja pada saat harga minyak rendah telah  terjadi transaksi sebesar kurang lebih US$1,1 miliar.

Tidak hanya itu Pertamina seharusnya pula memberi kesempatan kepada Badan Usaha Nasional yang berbentuk PT, untuk dapat berkembang menjadi perusahaan internasional Trading minyak Mentah dan BBM , terutama mengingat bahwa Indonesia merupakan salah satu negara peng-Impor minyak terbesar di kawasan Asia Pasific . “Tirulah negara negara seperti Jepang dan Korea yang memberi kesempatan pada perusahaan dalam negerinya untuk berkembang menjadi perusahaan Internasional”katanya dalam siaran pers yang diterima TAMBANG.com.

ISC dan atau  Pertamina harusnya  mengikutkan perusahaan Indonesia berbentuk PT dalam tender pengadaan minyak yang diadakan berikutnya. Bila ingin transparan, gunakanlah perusahaan dalam negeri karena bila terjadi penyimpangan bisa diawasi oleh Kepolisian, Kejaksaan dan KPK. Ini akan  lebih menguntungkan, ketimbang melibatkan perusahaan asing yang sulit menjamahnya dengan pengawasan dan hukum yang berlaku di negeri ini.