Beranda Lingkungan Reklamasi Pascatambang PTBA per 2023 Mencapai 2.222,08 Hektare

Reklamasi Pascatambang PTBA per 2023 Mencapai 2.222,08 Hektare

Reklamasi Lahan Bekas Tambang
ilustrasi

Jakarta, TAMBANG – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil melakukan reklamasi area pascatambang sebesar 2.222,08 hektare (ha) per Desember 2023. Sementara total areal rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah dilakukan perusahaan batu bara milik negara ini sebesar 5.199,18 ha.

“Hingga Desember 2023, tercatat total area reklamasi PTBA sudah mencapai 2.222,08 hektare. Sedangkan total areal rehabilitasi DAS per Desember 2023 sebesar 5.199,18 ha,” ungkap Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail di Jakarta, dikutip Jumat (15/3).

Rehabilitasi DAS adalah penanaman pohon di dalam dan di luar kawasan hutan yang merupakan salah satu kewajiban pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutnanan (KLHK).

Tak hanya revegetasi lahan, PTBA telah menjalankan sejumlah program untuk mendukung dekarbonisasi. Dari sisi operasional, perusahaan menerapkan Eco Mechanized Mining yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik.

“Tidak hanya revegetasi lahan, PTBA juga telah menjalankan sejumlah program untuk mendukung dekarbonisasi. Jadi dari sisi operasional perusahaan menerapkan Eco Mechanized Mining,” imbuhnya.

Direktur Operasi dan Produksi, Suhedi menyebut program Eco Mechanized Mining di antaranya penggunaan alat tambang berdaya listrik seperti Ekskavator Listrik berjenis Shovel PC-3000, Dump Truck sekelas 100 Ton hybrid (Diesel dan Listrik), dan Pompa Tambang berbasis Listrik. PTBA juga telah mengoperasikan bus listrik di Pelabuhan Tarahan dan Unit Pertambangan Tanjung Enim.

“Kami tetap optimis melakukan beberapa langkah, salah satunya kita banyak menggunakan dari diesel ke listrik, pompa, alat tambang PC-3000 pakai listrik semua, bus. Ini memperhemat,” jelas Suhedi.

Perusahaan juga menerapkan E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.

“Kami ada teknologi yang bisa mengontrol kegiatan itu dari ruangan sehingga ini menyebabkan sesuatu penghematan,” imbh Suhedi.

Suhedi menjelaskan bahwa program-program dekarbonisasi ini merupakan bagian dari roadmap manajemen karbon PTBA hingga tahun 2060. Kata dia, program-program tersebut akan terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal.

“Program-program dekarbonisasi ini merupakan bagian dari roadmap manajemen karbon PTBA hingga tahun 2060 yang akan terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal,” ungkapnya.