Beranda ENERGI Energi Terbarukan Salurkan 13,5 Juta Kl B35, Pemerintah Tepis Isu Miring Kualitas Biodiesel

Salurkan 13,5 Juta Kl B35, Pemerintah Tepis Isu Miring Kualitas Biodiesel

Jakarta, TAMBANG – Pemerintah melalui Direktur Bioenergi Kementerian ESDM menyatakan bahwa target penyaluran B35 pada tahun 2023 sebesar 13,5 juta kilo liter (Kl). Hal ini berkaca pada implementasi B30 yang pada tahun 2022 mengalami lonjakan dari target 10 juta Kl menjadi 10,5 juta Kl.

“Salah satu program RUEN yang berhasil adalah biodiesel ini. Dari target tahun 2022 sebesar 10 juta kl kita mencapai 10,5 juta Kl. Hal ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah berupa kebijaan, pasokan biodiesel yang cukup, dan insentif dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS),” kata Direktur Bioenergi, Edi Wibowo dalam sebuah diskus, seperti dilansir tambang.co.id, Kamis (23/2).

Meski begitu, Edi tak menyangkal bahwa implementasi biodiesel sempat mengalami kritikan karena membuat performa kendaraan menurun dan memicu sederet masalah lainnya seperti blocking pada saluran bahan bakar, kompatibilitas material dan sebagainya.

“Beberapa isu terkait penggunaan biodiesel yang sering muncul khususnya di B35 adalah filter bahan bakar. Apakah nanti tejadi kekhawatiran terjadi blocking pada saluran bahan bakar dan sebagainya, kompatibilitas material, kualitas bahan bakar. Hal-hal ini yang menjadi pertanyaan dari para stakeholder,” bebernya.

Untuk menjawab hal tersebut, pihaknya dan tim uji teknis telah menyiapkan sejumlah solusi di antaranya melakukan perbaikan standar dan pedoman seperti perbaikan spesifikasi bahan bakar biodiesel dan minyak solar.

“Kita lakukan perbaikan standar dan pedoman meliputi perbaikan spesifikasi bahan bakar biodiesel dan minyak solar. Pedoman penanganan dan penyimpanan biodiesel (B100) dan bahan bakar campurannya,” ujar Edi.

“Kita juga melakukan kajian teknis bersama para stakeholder terkait uji teknis penggunaan bahan bakar campuran biodiesel meliputi road test, uji FBT (filter blocking tendency-red) uji RG Test dan uji terap,” imbuhnya.

Sementara, Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (ASPINDO), Bambang Tjahjono menyebut ada 2 cara untuk merawat kendaraan yang mengkonsumsi biodiesel ini. Pertama dalam jangka pendek dan kedua dalam jangka Panjang.

Hal ini tidak lepas dari kelemahan B35 itu sendiri yang hanya bertahan selama 3 bulan. “Beberapa usaha di jasa pertambangan untuk memperpanjang umur penyimpanan di bawah 3 bulan adalah mengusahakan tangki selalu terisi penuh setiap kali dioperasikan, dilakukan flushing bahan bakar setiap periodical service,” ungkap Bambang dalam kesempatan yang sama.

Adapun solusi jangka panjang yang direkomendasikan Bambang agar B35 tidak membuat performa kendaraan menurun salah satunya dengan mencoba memakai additive.

“Sementara penyimpanan jangka panjang di atas 3 bulan adalah dengan mencoba beberapa jenis additive yang bisa menahan sifat negative tersebut dan menggunakan Pertaminadex yang masih B0 khususnya untuk generator cadangan PLN,” pungkasnya.

Sebagai informasi, per 1 Februari 2023, pemerintah telah resmi meluncurkan implementasi pemanfaatan B35. Dijelaskan, peningkatan pencampuran bahan bakar nabati terhadap solar ini akan menghemat devisa sebesar USD 10,75 miliar. Juga memiliki nilai tambah siginifikan bagi industri minyak sawit dalam negeri.