Beranda Tambang Today Umum Sampai Oktober Penerimaan Negara Sektor Minerba Mencapai Rp.27,47 Triliun

Sampai Oktober Penerimaan Negara Sektor Minerba Mencapai Rp.27,47 Triliun

Ketua IMI, Irwandy Arif

Jakarta,TAMBANG, Sektor pertambang juga terkena imbas dari Pandemi Covid-19. Di kegiatan operasi khusus pada awal pandemi, perusahaan tambang mengalami tantangan terkait mobilitas barang dan SDM. Di sisi lain pasar komoditi juga terkena dampaknya. Harga beberapa komoditi tambang ikut melemah. Kecuali emas yang malah mencatatkan rekor harga tertinggi.

Pemerintah juga berusaha bersikap realistis dengan mengkaji ulang target yang ditetapkan di awal tahun. Termasuk target penerimaan Negara yang direvisi menjadi Rp.31,4 triliun. Seiring dengan adanya pemulihan yang mulai terjadi, capaian capaian penerimaan negara juga meningkat. Sampai Oktober 2020 capaian penerimaan negara sebesar Rp.27,47 triliun.

“Tadinya Pemerintah menargetkan penerimaan negara di atas Rp.40 triliun. Namun dikoreksi 20% dan ditetapkan sebesar Rp.31,4 triliun. Sampai Oktober capaiannya sudah menyentuh angka Rp.27,47 triliun. Pada November sudah lebih dari Rp.28 triliun. Jadi kemungkinan tercapai sesuai dengan target yang sudah dikoreksi,”terang Irwandy Arif, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Pertambangan Mineral dan Batubara.

Irwandi menjadi salah satu pembicara di seminar bertajuk Prospek Sektor Tambang Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global. Seminar ini diselenggarakan oleh Majalah TAMBANG bersama PT Pamerindo Indonesia.

Hal lain yang juga disampaikan Ketua Indonesia Mining Institute (IMI) ini adalah produksi batubara Indonesia. Sampai September 2020 produksi batubara nasional sudah mencapai 413 juta ton. Sementara target produksi batubara nasional di sepanjang 2020 sebesar 550 juta ton. Dari jumlah tersebut yang terserap pasar dalam negeri sampai Oktober 2020 baru mencapai 108 juta ton. Target pemanfaatan batubara di dalam negeri ditetapkan sebesar 155 juta ton.

“Penurunan penyerapan pasar domestik  ini lebih banyak disebabkan oleh konsumsi batu bara di PLTU yang turun. Karena konsumsi listrik yang turun akibat pandemic covid-19,”tandas Irwandy.

Dalam penjelasan lanjutan Irwandi menjelaskan bahwa konsumsi batu bara domestic di tahun 2020 masih didominasik oleh PLTU. Meski demikian ada beberapa segmen industri yang juga mulai tumbuh seperti briket meski secara jumlah masih kecil. Ini tidak terlepas dari beberapa perusahaan yang sudah mulai melakukan hilirisasi batubara berupa briket.

“Namun meski dari sisi prosentase cukup besar namun angka penyerapan masih minim. Kita berharap industri yang selama ini mengkonsumsi batubara sebagai sumber energi dapat segera pulih,”tutup Irwandy.