Beranda Korporasi Siapkan SDM di Kaltara, PT PKN Gandeng Sejumlah Lembaga

Siapkan SDM di Kaltara, PT PKN Gandeng Sejumlah Lembaga


Jakarta, TAMBANG –
Sektor Pendidikan merupakan pilar penting dalam Program Pemberdayaan Masyarakat dari Energi Nusa Mandiri (ENM) Group. Lewat anak usahanya yaitu PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN), perusahaan melakukan sejumlah kegiatan dengan membangun kolaborasi bersama pemerintah, akademisi dan komunitas.

PKN menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), Politeknik Negeri Jember (Polije), SEAMEO QITEP In Science (SEAQIS) dan SMK Negeri 2 Tarakan pada Selasa (17/1). Dari Kerja sama ini akan didakan beberapa kegiatan di antaranya pelatihan.

Direktur PT PKN, Tria Supajeni memastikan kembali komitmen perusahaan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sekitar wilayah operasi. Termasuk dalam mengelola komoditi kakao yang punya potensi besar untuk dikembangkan.

“Apa yang dikatakan di MoU harus kita jalankan. Untuk bisa bermanfaat bagi umat manusia, sesuai visi misi kami, salah satunya memberi berkah bagi lingkungan sekitar,” terang Tria, Rabu (18/1).

Ia juga menjelaskan bahwa kerja sama ini perlu mendapat dukungan dari pemerintah sebagai upaya bersama meningkatkan pembangunan daerah. Apalagi Indonesia memiliki bonus demografi, para stakeholder perlu mempersiapkan masyarakat yang berkompeten dan tetap sehat.

“Ini mesti kita rencanakan mulai dari sekarang. Mesti punya cetak biru pengembangan SDM kita di Kaltara dan Bulungan. Kalau bisa sebelum bonus demografi kita nikmati, supaya sudah siap,” lanjutnya.

Langkah PT PKN ini mendapat apresiasi Pemerintah Daerah. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Bulungan, Errin Wiranda yang hadir di kesempatan itu. Menurutnya, sinergi lintas lembaga ini perlu ditingkatkan dengan melibatkan banyak pihak.

“Terkait kolaborasi dan kebersamaan bagaimana membangun sinergitas. Kita tak bisa melakukan sendiri. Komitmen ini, tentunya ke depan kita akan upayakan untuk lebih ditingkatkan,” ungkap Errin.

Menurut Errin, Kalimantan Utara akan mendapat berkah dari kehadiran proyek strategis nasional. Keberadaan proyek strategis nasional alias PSN di Bulungan membutuhkan ratusan ribu tenaga kerja.

Dia tidak menginginkan SDM di Bulungan hanya menjadi penonton, baik di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) maupun di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). “Tapi kita harapkan SDM kita, anak-anak kita bagaimana bisa mengikuti kegiatan pembangunan di Bulungan,”tandasnya.

Erin juga berharap, melalui kerja sama yang dibangun oleh PT PKN, turut mengubah pola pikir masyarakat soal industri. Peningkatan daya saing, menumbuhkan inovasi serta memperkuat jejaring, supaya SDM di daerah bisa lebih berkembang. “Karena ke depannya, perubahan cenderung ke industri, sehingga bagaimana mindset masyarakat juga berubah,” lanjutnya.

Sementara Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Taraka, Eko Dani Wariyanto menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan tersebut. Sebagai salah satu pihak yang melakukan perjanjian kerja sama dengan PT PKN, turut mendukung gerakan kolaborasi tersebut. Secara khusus terkait dengan pembelajaran, yakni ada tiga kompetensi di sekolah kejuruan yakni berpengetahuan, berketerampilan dan berperilaku.

“Salah satu tuntutan dari dunia industri itu adalah budaya kerja, perilaku. Sekolah atau vokasi memang harus berkewajiban mengikuti apa yang ada di industri karena memang output kami yaitu inputnya industri,” jelasnya.

Untuk itu, sekolah mengadopsi semua yang ada di industri. Apalagi saat ini sudah diterapkan kurikulum merdeka belajar, konsentrasi untuk mempersiapkan tenaga kerja lebih besar porsinya.

Dalam menindaklanjuti MoU dengan PT PKN, pihaknya akan melakukan penyelarasan kurikulum dengan muatan-muatan visi yang ada di industri.

“Karena kami di sekolah dibenarkan untuk menerima disiplin ilmu apa yang dibutuhkan di industri tersebut. Kita akan laksanakan praktik kerja industri selama enam bulan, sebagai salah satu cara mentransfer budaya kerja yang ada di industri ke siswa kita. Ke depan, sekolah itu sudah bisa melaksanakan budaya kerja seperti yang ada di industri,” pungkasnya.