Jakarta – TAMBANG. Meski menyanggupi target produksi minyak yang baru ditetapkan untuk Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016, namun SKK Migas justru menyerah soal target tahun ini. Dari target lifting 825 ribu barel per hari yang dipatok dalam APBN-P 2015, perkiraan realisasinya hanya 812 ribu barel per hari.
“Targetnya kan 825 ribu sementara outlook diperkirakan itu cuma 812 ribu bph. Jadi, kita sudah tahu tidak akan tercapai,” ujar Amien Sunaryadi, Kepala SKK Migas, usai Rapat Kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR-RI, Rabu (26/8).
Ia berkilah bahwa banyaknya masalah yang terjadi di lapangan menjadi penyebab tak tercapainya target. Selain itu, faktor molornya optimasi produksi Lapangan Banyu Urip juga sangat berpengaruh.
“Yang paling signifikan itu karena kemarin di Banyu Urip ada masalah,” Amien beralasan.
Lapangan yang dikelola oleh Exxon Mobil Cepu Ltd tersebu memang sempat beberapa kali terpaksa menghentikan kegiatan produksi. Penyebabnya adalah insiden perusakan kantor, serta kebocoran pipa milik Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ) yang lokasinya berdampingan dengan Banyu Urip.
Sedianya, Lapangan Banyu Urip dijadwalkan sudah mampu memproduksi 205 ribu barel minyak per hari pada Oktober 2015. Namun sepertinya kapasitas produksi optimal tersebut paling cepat bisa dicapai akhir November 2015.
“Makanya saya berharap tidak ada masalah lagi. Kalau ada masalah lagi kan repot,” keluh Amien.