Beranda ENERGI Kelistrikan Soal Pensiun Dini PLTU, Ini Tangapan Aspebindo

Soal Pensiun Dini PLTU, Ini Tangapan Aspebindo

Jakarta, TAMBANG – Wacana pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terus digulirkan pemerintah. Terbaru, program early retirement tersebut ditegaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di hadapan petinggi dunia melalui pembukaan pameran dagang internasional di Hannover, Jerman beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia akan menyuntik mati semua PLTU pada tahun 2050. Sementara di tahun ini sebesar 23 persen energi akan berasal dari energi baru dan terbarukan.

Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo), Anggawira menyebut pensiun dini PLTU memang seharusnya segera dilakukan. Ini karena pemerintah sudah komitmen untuk mewujudkan net zero emission pada tahun 2060.

“Ya memang sudah semestinya PLTU itu harus dipensiunkan karena memang kita sudah ada komitmen soal net zero emission. Lalu kita harus lebih care terhadap lingkungan,” ujar Anggawira kepada tambang.co.id, Jumat (28/4).

Walau begitu, dia menyarankan agar proses pensiun pembangkit berbasis batu bara tersebut dilakukan secara bertahap. Katanya, harus ada regulasi baku mana PLTU yang sudah selayaknya disuntik mati dan mana PLTU yang masih harus dipertahankan untuk menopang masa transisi.

“Ini saya rasa perlu kita lakukan transisi ini secara step by step. Termasuk mempensiunkan PLTU walaupun dari sisi tahun, ini perlu diatur sedemikian rupa karena cadangan batu bara yang kita miliki harus tetap bisa kita optimalkan,” beber dia.

Di sisi lain, Anggawira juga berharap pemrintah bersama stakeholder terkait memanfaatkan dan mempercepat pembangunan pembangkit listrik anyar berbasis energi yang ramah lingkungan seperti panas bumi, surya, bayu, air dan lain-lain.

“Di samping memang ketersediaan energi yang lainnya juga cukup variatif, ada dari panas bumi, ada dari mana, itu perlu kita akselerasikan juga untuk dioptimalkan,” papar dia.

Diketahui, pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah membuat sejumlah program untuk mempensiunkan PLTU termasuk bekerja sama dengan Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP) guna mendukung upaya strategis dalam mempercepat transisi energi.

GEAPP akan mendukung program-program Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia seperti melakukan studi teknis, analisis, dan penelitian yang berfokus pada percepatan pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

“Melakukan studi teknis, analisis, dan penelitian yang berfokus pada percepatan pensiun dini pembangkit batu bara; mendukung transisi menuju energi terbarukan; mendukung analisis interkoneksi jaringan; dan program lain yang mendukung pencapaian target net zero emission tahun 2060 atau lebih cepat,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana pertengahan Maret lalu.

Dalam catatan Kementrian ESDM, PLTU yang berpotensi untuk dipensiunkan berjumlah 33 unit dengan kapasitas mencapai 16,8 gigawatt (Gw).