Beranda Tambang Today Sukses Stabilkan Ekonomi, Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi Bauksit, Tembaga Hingga Timah

Sukses Stabilkan Ekonomi, Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi Bauksit, Tembaga Hingga Timah

Jakarta, TAMBANG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa hilirisasi dan industrialisasi tambang mineral turut menopang stabilitas ekonomi dalam negeri untuk beberapa tahun terakhir ini. Hal tersebut bisa dilihat dari produk turunan nikel yang mampu meningkatkan 18 kali lipat ekspor besi baja hingga Rp306 triliun.

“Hilirisasi nikel, misalnya, telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat. Tahun 2014, hanya sekitar Rp16 triliun, tapi di tahun 2021 meningkat menjadi Rp306 triliun,” kata Jokowi dalam pidato di sidang tahunan MPR RI, Selasa (16/8).

Jokowi optimis, pendapatan dari produk hilir nikel akan mencapai Rp 440 triliun di akhir semester dua tahun ini. Sehingga penerimaan negara berupa pajak dan devisa juga turut naik dan kurs rupiah menjadi stabil.

“Selain penerimaan pajak, devisa negara juga naik, sehingga kurs rupiah lebih stabil,” kata jokowi yang  mengenakan pakaian adat Bangka Belitung ini.

Kata Jokowi, capaian tersebut akan dijadikan rujukan untuk mendorong hilirisasi dan industrialisasi mineral lain seperti bauksit, tembaga dan timah. Hal ini tidak lepas dari animo investor global yang menjadikan Indonesia sebagai lahan basah investasi untuk industri baterai lithium di masa depan.

“Sekarang ini, Indonesia telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai litium global. Produsen mobil listrik dari Asia, Eropa, dan Amerika ikut berinvestasi di Indonesia. Setelah nikel, Pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit, hilirisasi tembaga, dan timah,” imbuh Jokowi.

Menurutnya, ekosistem industri harus terintegrasi dari hulu sampai hilir. Apalagi tren dunia saat ini menuju industri hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Kita harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia,” ungkap Jokowi.

Jokowi menegaskan, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau harus terus ditingkatkan. Persemaian dan rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove, serta rehabilitasi habitat laut, akan terus dilakukan, dan akan menjadi potensi besar penyerap karbon.

“Energi bersih dari panas matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energi bio, akan menarik industrialisasi penghasil produk-produk rendah emisi,” ujarnya.

Kawasan industri hijau di Kalimantan Utara, lanjutnya, akan menjadi Green Industrial Park terbesar di dunia. “Saya optimistis, kita akan menjadi penghasil produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional. Upaya tersebut bisa langsung disinergikan dengan program peningkatan produksi pangan dan energi bio,” pungkasnya.