Beranda Batubara Tambah Kapasitas Infrastruktur, Bayan Kebut Produksi Batu Bara 50 Juta Ton

Tambah Kapasitas Infrastruktur, Bayan Kebut Produksi Batu Bara 50 Juta Ton

PT Bayan Resources Tbk memproyeksikan angka produksi batu bara hingga lebih dari 50 juta ton per tahun pada 2025 mendatang. Hal tersebut disampaikan melalui laporan tahunan 2020 Bayan Resources yang di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, yang diperoleh tambang.co.id, pada Kamis (15/7).

Direktur Utama Bayan Resources, Low Tuck Kwong mengatakan, pihaknya memperkirakan tahun 2022 akan menjadi tahun transisi bagi emiten berkode saham BYAN ini. Akselerasi produksi menunggu pengembangan kapasitas infrastruktur rampung, yaitu jalan pengangkutan batu bara ke Sungai Mahakam dan fasilitas pemuatan tongkang. 

“Setelah itu kami mulai melakukan peningkatan produksi menjadi lebih dari 50 juta ton per tahun untuk beberapa tahun berikutnya,” jelasnya dalam laporan tahunan itu

Adapun untuk mendukung target tersebut, BYAN memiliki daftar penjualan batu bara yang solid, terutama untuk batu bara site Tabang berdasarkan kontrak jangka panjang hingga tahun 2045 yang mencakup sekitar 280 juta ton yang dikonfirmasi. 

Saat ini, site Tabang dinilai bukan hanya sebagai salah satu area operasional yang berbiaya terendah di Indonesia, tetapi juga di dunia. Low Tuck Kwong berharap posisi ini akan semakin diperkuat, karena peningkatan produksi hanya akan menurunkan biaya dan mempertahankan keunggulan kompetitif BYAN.

Manajemen BYAN dalam laporan itu mengungkapkan, pada tahun ini pihaknya akan bekerja keras untuk memastikan perbaikan jalan sepanjang 101 km dari Tabang ke Sungai Mahakam dan fasilitas pemuatan tongkang baru di sungai Mahakam. 

Apabila jalan angkut dan fasilitas pemuatan tongkang di Sungai Mahakam selesai, BYAN akan memiliki total 6 pemuat tongkang dengan kecepatan masing-masing 4.000 ton per jam. Jika ditotal kapasitas pemuatan tongkang gabungan sebesar 24.000 ton per jam.

Lewat upaya ini, memungkinkan BYAN meningkatkan produksi menjadi sekitar 50 juta hingga 60 juta ton per tahun dari daerah Tabang atau Pakar Utara, yang terdiri atas lima konsesi batu bara.

Untuk diketahui, sepanjang tahun lalu volume produksi batu bara sebesar 30,2 juta ton, atau turun 5,4 persen dibanding tahun sebelumnya di mana volumenya sebesar 31,9 juta ton. 

Penurunan volume produksi di 2020 karena tambang Tabang sempat ditutup sekitar 6 minggu di awal pandemi. Oleh karenanya, terjadi perbedaan besar atau sekitar 6,1 juta ton antara penjualan dan produksi di 2020.

Meski demikian, realisasi volume produksi batu bara ini lebih tinggi dibandingkan target yang telah direvisi sebesar 25,8 juta ton. 

Manajemen BYAN menjelaskan, meningkatnya produksi dibandingkan target yang telah direvisi ini kontribusi utama dari tambang Tabang. Pada 2020 Tabang memproduksi batubara sebanyak 24,5 juta ton dengan rasio pengupasan rata-rata 2,4. 

Faktor lainnya yang membuat volume produksi lebih tinggi dari target adalah membaiknya debit air di Sungai Kedang Kepala sehingga memungkinkan tercapainya jumlah pengangkutan dengan tongkang yang tinggi, meskipun kontraktor berhenti bekerja karena pandemi Covid-19 pada pertengahan tahun. 

Walaupun volume produksi turun, dari sisi  volume penjualan mengalami peningkatan 24,3 persen menjadi 36,3 juta ton dari yang sebelumnya 29,2 juta ton di 2019. Dengan tumbuhnya volume penjualan ini, Bayan Resources mengantongi total pendapatan senilai USD 1,39 miliar, atau tumbuh 0,3 persen dibanding periode sebelumnya. Adapun laba bersihnya tumbuh hingga 47,1 persen menjadi USD 344,5 juta. 

Di 2021, manajemen BYAN memproyeksikan volume produksi batu bara akan tumbuh tipis dibandingkan tahun lalu, yakni di kisaran 32 juta ton hingga 34 juta ton. Mengenai proyeksi pendapatannya, manajemen BYAN memproyeksikan total pendapatan di kisaran  USD 1,4 miliar hingga USD 1,6 miliar.