Beranda ENERGI Migas Tanpa Insentif Diversivikasi ke Gas Sulit Jalan

Tanpa Insentif Diversivikasi ke Gas Sulit Jalan

Jakarta-TAMBANG. Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI) menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil. Para pengusaha menuntut pemerintah untuk memberikan insentif bagi masyarakat yang mau beralih dari bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).

 

Robbi Sukardi, Ketua Umum APCNGI mengatakan, gas adalah untuk upaya diversifikasi energi yakni menarik pemakai BBM ke BBG. Maka dari itu harus ada insentif supaya orang mau beralih. Ia menjelaskan beberapa contoh insentif yang perlu diberikan oleh pemerintah. Salah satunya adalah pengenaan pajak kendaraan yang rendah bagi mobil yang mau beralih menggunakan BBG.

 

“Bisa saja kendaraan yang pakai BBG pajak kendaraannya lebih murah, insentifnya bukan dari segi harga mobilnya tapi dari pajak STNK-nya,” kata Robbi, Jumat (20/3).

 

Sementara itu dari segi pelaku usaha, pemerintah juga perlu memberikan aturan dan kebijakan bagi para pengusaha penyedia BBG. Salah satunya adalah aturan patokan harga gas yang selama ini menurutnya masih terpatok dengan harga BBM.

 

Robbi menjelaskan harga keekonomian BBG saat ini yaitu Rp 5.500 liter setara premium (LSP). Meski harga tersebut sudah pas dengan harga keekonomiannya, namun harga tersebut dinilai Robbi masih terlalu mahal untuk masyarakat yang mau beralih ke BBG. Untuk itu dia mengusulkan pemerintah bisa memberikan subsidi BBG.

 

“Tanpa ada insentif saya yakin siapapun sulit kecuali program ini adalah program mandatori,” ujarnya.