Beranda Batubara Tergiur Harga Murah, China Tingkatkan Impor Batubara dari Rusia

Tergiur Harga Murah, China Tingkatkan Impor Batubara dari Rusia

Jakarta, TAMBANG – Pemerintah China menaikkan impor batu bara kokas dari Rusia lebih dari dua kali lipat untuk kebutuhan pembuatan baja selama Maret 2022. Pengadaan bahan bakar secara fantasitis ini dilakukan lantaran Rusia memberi diskon signifikan di tengah negara-negara lain justru melarangnya karena konflik dengan Ukraina belum selesai.

Dikutip dari Bloomberg, negeri tirai bambu itu mengimpor batu bara sebesar 1,4 juta ton pada Maret 2022. Angka ini naik tajam dibanding dengan bulan sama tahun 2021 yang mencapai 550.000 ton. Sementara pada bulan Februari 2022, China hanya mengimpor 1,1 juta ton.

Sementara, impor batu bara termal yang digunakan untuk pembangkit listrik mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena belakangan cuaca di China relatif cerah dan lebih memilih untuk meningkatkan produksi batu bara domestik.

China sengaja memanfaatkan diskon besar-besaran batu bara Rusia karena pembeli lain seperti Jepang dan Uni Eropa melarang membelinya. Meskipun harga batu bara Rusia sedikit lebih mahal dari tahun lalu, tapi harga tersebut masih jauh di bawah harga dari pemasok lain, seperti Indonesia dan Mongolia.

Sebagaimana diketahui, China saat ini memang sedang meningkatkan produksi batu bara dalam negeri secara drastis. Namun demikian, tambang tersebut menghasilkan bahan bakar yang berkualitas rendah sehingga tidak cocok untuk pabrik baja. Artinya, industri baja masih bergantung batu bara kokas dari pemasok luar negeri.

Bangsa dengan ekonomi terbesar di Asia itu telah mengisyaratkan bahwa mereka tertarik untuk membeli lebih banyak energi dari Rusia, meskipun ada tekanan luar biasa dari internasional atas dukungannya untuk Presiden Vladimir Putin.

Hal ini tergambar dari pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri China, Le Yucheng yang baru-baru ini memuji ‘ketahanan besar dan dinamisme kerja sama  internal bilateral’ dengan Rusia.

Sementara, impor minyak mentah China dari Rusia turun 14% atau menjadi 6,39 juta ton pada Maret tahun lalu. Meskipun pada Februari mengalami kenaikan karena terganggu oleh liburan Tahun Baru Imlek.