
Jakarta, TAMBANG —PT Pamerindo Indonesia (Pamerindo) kembali menggelar Indonesia Energy & Engineering Series (IEE Series) dengan menghadirkan berbagai inovasi terbaru. Pada penyelenggaraan IEE Series 2025, salah satu sorotan utama adalah debut The Battery Show Indonesia yang untuk pertama kalinya akan digelar di Tanah Air.
The Battery Show Indonesia akan diselenggarakan pada 17–20 September 2025 dan berlangsung bersamaan (co-located) dengan Electric & Power Indonesia serta Mining Indonesia. Acara ini akan menghadirkan ekosistem industri baterai secara menyeluruh—mulai dari riset dan pengembangan di sektor hulu hingga penerapan teknologi di sektor hilir.
Country Director Pamerindo Indonesia Lia Indriasari mengatakan Indonesia merupakan pasar teknologi baterai yang berkembang pesat dan sangat menjanjikan. Seiring dengan terus majunya penerapan teknologi di berbagai sektor, permintaan akan baterai turut meningkat, baik untuk kendaraan listrik, penyimpanan energi terbarukan, elektronik konsumen, hingga aplikasi industri.
“The Battery Show ini menjadi platform yang sangat tepat bagi produsen baterai, baik lokal maupun internasional, untuk memamerkan inovasi terbaru mereka serta mendorong kolaborasi dan peluang bisnis di pasar yang terus bertumbuh ini,” ujar Lia dalam keterangan tertulis, Rabu (23/4).
Dengan membawa pengalaman dan standar global, The Battery Show Indonesia diharapkan bisa menjadi tempat berkumpulnya para profesional, inovator, dan pelaku usaha di bidang baterai dan kendaraan listrik, khususnya di Asia Tenggara.
Dalam kondisi ekonomi global yang penuh tantangan, industri baterai kata Lia justru menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Hal ini pun sejalan dengan prospek pertumbuhan industri baterai di Indonesia yang kian menjanjikan. Pesatnya pertumbuhan pasar tidak lepas dari posisi strategis Indonesia dalam lanskap energi global. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan PDB yang mencapai USD1 triliun, Indonesia juga menempati peringkat ke-10 dunia berdasarkan paritas daya beli.
Sering Dikritik NGO, Dirjen Minerba Ajak Pengusaha Tolak ‘Dirty Nickel’
“Terlebih, daya tarik pasar ini semakin diperkuat oleh stabilitas ekonomi nasional serta proyeksi pertumbuhan PDB pada tahun 2024 yang tetap positif, yakni di kisaran 4,7% hingga 5,5%, sebagaimana diproyeksikan oleh Bank Indonesia,” imbuhnya.
Di samping kekuatan ekonomi makro yang terus tumbuh, potensi sektor energi Indonesia juga menunjukkan peningkatan signifikan, khususnya dalam pengembangan infrastruktur, energi terbarukan, dan kendaraan listrik. Perkembangan ini pun mendorong lonjakan permintaan terhadap teknologi baterai yang efisien dan berkelanjutan di berbagai sektor, mulai dari otomotif dan elektronik konsumen, hingga penyimpanan energi dan industri berat.
Secara khusus, pasar baterai Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan laju pertumbuhan tahunan majemuk (Compound Annual Growth Rate / CAGR) lebih dari 5,6% sepanjang periode 2023–2028. Tren ini didorong oleh meningkatnya adopsi kendaraan listrik dan solusi penyimpanan energi ramah lingkungan.
“Pemerintah Indonesia juga aktif memberikan dukungan regulatif dan insentif untuk mempercepat transisi ke ekosistem energi berkelanjutan. Sejalan dengan itu, sejumlah investor global mulai menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan industri baterai di Indonesia, termasuk melalui investasi besar dalam pembangunan fasilitas produksi di dalam negeri,” jelasnya.
Bahkan, pada tahun 2028, pasar baterai Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan signifikan yang didorong oleh meningkatnya penggunaan baterai lithium-ion. Berkat keunggulannya dalam hal performa dan efisiensi, sebagai salah satu solusi utama dalam teknologi energi masa depan.