Beranda ENERGI Migas Tim Reformasi Belum Bisa Buktikan Petral Sarang Mafia Migas

Tim Reformasi Belum Bisa Buktikan Petral Sarang Mafia Migas

Jakarta-TAMBANG. Setelah mendengarkan paparan dari pihak Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas (Migas) langsung jinak. Beberapa pertanyaan yang selama ini dituduhkan ke anak usaha PT Pertamina (Persero) sebagai sarang mafia migas belum terbukti.

 

Selama lima jam melakukan pertemuan, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri mengungkapkan dalam kesempatan tersebut timnya melemparkan beberapa pertanyaan terkait proses pengadaan minyak mentah yang selama ini dituduh tiang masalah.

 

“Kami tanya proses pengadaan minyak mentah, cara gimana, crude seperti apa. Kami makin kenal proses ini, Petral dan kondisi kilang. Apa yang dilakukan Pertamina di sekitar itu,” kata Faisal di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu (17/12).

 

Selain itu, beberapa Petral juga diberondong pertanyaan seputar harga lelang minyak, spesifikasi produk yang dibeli Petral, dan harga spot selama lima tahun termasuk data supplier. Hal ini dianggap perlu karena kegiatan tersebut selama ini tidak transparan. Faisal mengungkapkan, hal tersebut dilakukan oleh tim dengan tujuan untuk menciptakan iklim yang baik sektor migas dan menciptakan kemakmuran rakyat.

 

“Pertama yang kami lakukan adalah ciptakan satu iklim yang baik buat industri migas, sektor migas bagi kemakmuran rakyat. Mau the best way, the best effort untuk segala prosesnya,” ungkapnya.

 

Dari hasil pertemuan itu, Faisal mengaku belum bisa mengambil simpulan akhir atas data yang telah dijabarkan oleh Petral. Yang jelas, ia melanjutkan, 90% data yang diberikan Petral bisa menjadi dasar bagi timnya untuk terus mencari tahu akar permasalahan yang ada juga sebagai bahan rekomendasi untuk pemerintah.

 

“Ini belum ada kesimpulan apa-apa, hasil pemaparan Petral dan Pertamina ini akan kita gunakan untuk dipelajari selanjutnya dalam repat komite besok. Pertemuan dan data yang diberikan juga sebagai bahan kita untuk memberikan rekomendasi nantinya kepada pemerintah,” jelas Faisal.

 

Bersamaan, Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Agung Wicaksono menyatakan banyak hal baru yang terungkap dalam pertemuan tersebut. Seperti terungkap persoalan bisnis Petral yang belum selesai. Kata Agung, Petral tidak mengetahui identitas pemilik perusahaan pemenang lelang pengadaan minyak yang selama ini bekerja sama dengan mereka.

 

Menurut Agung, selama ini Petral hanya mengetahui struktur perusahaan pemenang lelang itu memiliki dua tingkat kepemilikan. “Bisa jadi tingkatan kepemilikan perusahaan itu lebih tinggi lagi. Ibarat air, ini masih dangkal,” celotehnya.

 

Agung mengatakan seharusnya Petral mengetahui ujung kepemilikan perusahaan pemenang lelang pengadaan minyak. Bagi dia, persoalan ini tidak akan selesai dalam pertemuan satu hari, sehingga perlu ditindaklanjuti oleh Tim Reformasi.

 

“Mestinya tahu sampai ke langit ketujuhlah,” kata Faisal menimpali.

 

Di kesempatan yang sama, Vice Presiden Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir menambahkan Petral maupun Pertamina berani melakukan transparansi dan mendukung pemberian data.

 

“Apa yang ingin didalami tim reformasi. Iklim kayak gini bagus. Mudah-mudahan data yang disampaikan berguna bagi tim. Untuk menjalankan tata kelola migas yang lebih baik,” pungkasnya.

 

Menimpali, Direktur Utama Petral, Bambang Irianto menyatakan bahwa pihaknya sudah terbuka dan data-data telah diberikan kepada tim reformasi tata kelola migas.

 

“Disebut tidak transparan? Silahkan tanya ke pak Faisal, semua sudah dijelaskan dan data juga sudah kami serahkan,” tuturnya.