Jakarta, TAMBANG – Dengan mengoperasikan jalan khusus (hauling road) sepanjang 118 kilometer di Sumatera Selatan (Sumsel), PT Titan Infra Sejahtera (TIS) siap memperkuat rantai logistik batu bara yang lebih berkelanjutan.
Director External Relation and Compliance, Eddy Rizal Umar, mengatakan bahwa hauling road ini menghubungkan Kabupaten Lahat, Muara Enim, serta Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), dan melintasi 56 desa. Dalam operasionalnya, perusahaan juga memberdayakan masyarakat lokal, antara lain dengan melibatkan mereka dalam pengelolaan truk penyiram air untuk meminimalkan debu di sepanjang jalan.
“Kita melewati 56 desa. Di sana banyak truk yang melintas sehingga menimbulkan debu. Karena itu, kami menyiapkan 58 water tank yang bolak-balik menyiram jalan. Water tank tersebut dioperasikan melalui program PPM yang dikelola oleh kepala desa,” ujar Eddy saat ditemu di Jakarta, Selasa (9/12).
Ia menjelaskan bahwa program tersebut sekaligus membuka peluang kerja bagi warga sekitar. “Jadi, mereka punya tenaga kerja, mereka bolak-balik bekerja, dan kami membayar sewanya. Itu bagian dari CSR,” imbuhnya.
Eddy menambahkan, setelah jalan khusus memasuki tahap pengaspalan (chip seal), perusahaan akan menyiapkan inisiatif CSR lain yang dapat memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat. “Nanti kalau sudah di chip seal, kita buat program CSR lain,” jelas dia.
Hauling road TIS dioperasikan melalui anak usahanya, PT Servo Lintas Raya (SLR) dengan kapasitas mencapai 50 juta ton batu bara.
SLR terkoneksi dengan pelabuhan batu bara yang dioperasikan oleh PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) yang juga merupakan anak usaha PT Titan Infra Sejahtera. Saat ini, SDJ dapat menampung 34 juta ton batu bara per tahun dan Perseroan berencana untuk terus meningkatkan kapasitas pelabuhan menjadi 45 juta ton per tahun.
Dengan aset tersebut, TIS berada pada posisi strategis sebagai penyedia infrastruktur logistik batu bara terbesar, terintegrasi, terpanjang dan paling kritikal di Sumatera Selatan. Dengan potensi cadangan yang sangat besar dan rencana ekspansi yang agresif, TIS memiliki prospek pertumbuhan kuat dalam lima tahun ke depan serta berperan penting dalam mendukung pemanfaatan energi nasional secara efisien dan berkelanjutan.
“Kami menyadari kebutuhan para pelaku industri tambang batu bara di Sumatra Selatan untuk tumbuh dan meningkatkan volume produksinya. Karena itu, kami sangat siap mendukung dengan menyediakan infrastruktur logistik batu bara yang andal dan terintegrasi,” ungkap, Direktur PT Titan Infra Sejahtera, Victor B Tanuadji.
Untuk mengantisipasi pertumbuhan volume produksi di Sumatra Selatan, PT Titan Infra Sejahtera berkomitmen meningkatkan layanan logistik dan infrastruktur. Saat ini, Perseroan sedang meningkatkan kualitas jalan angkut batu bara SLR secara bertahap dari jalan gravel menjadi jalan chip seal.
“Jalan angkut chip seal memangkas waktu tempuh hingga 50% dari sebelumnya 7-8 jam menjadi hanya 3-4 jam per trip. Waktu tempuh lebih cepat berarti lebih hemat BBM, kualitas jalan lebih mulus juga mengurangi biaya pemeliharaan truk,” kata Suryo Suwignjo, Direktur Utama PT Titan Infra Sejahtera.
Selain meningkatkan kualitas jalan angkut, Titan Infra Sejahtera menerapkan strategi pertumbuhan dengan membangun jalan pengumpan (feeder road) untuk menjangkau area tambang yang belum terkoneksi jalan SLR.
Titan Infra Sejahtera saat ini memberikan layanan logistic dan infrastruktur bagi sejumlah pelanggan besar, seperti PT Bukit Asam Tbk, PT Mustika Indah Permai (MIP)-anak usaha PT Adaro Andalan Indonesia Tbk, PT Manambang Muara Enim (MME) and PT Duta Bara Utama (DBU).
Dengan adanya pemisahan jalur tersebut, masyarakat mendapat kenyamanan berkendara di jalan umum, sementara perusahaan tambang dapat menjalankan operasionalnya lebih efisien dan aman melalui jalur khusus. Upaya ini diharapkan menciptakan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan ketertiban sosial di wilayah Sumatera Selatan.
Untuk diketahui, Provinsi Sumatra Selatan memiliki cadangan batu bara melimpah sebanyak 9,3 miliar ton, namun volume produksi batu bara hanya sekitar 100 juta ton per tahun. Dibandingkan wilayah Kalimantan, total produksi batu bara dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan mencapai 687 juta ton pada tahun 2024.
Sumatra Selatan menghadapi tantangan logistik pengangkutan batu bara dari tambang menuju pelabuhan karena jarak yang cukup jauh. Untuk itu, PT Titan Infra Sejahtera (TIS), penyedia infrastruktur dan layanan logistik batu bara terintegrasi terbesar dan terpanjang di Sumatera Selatan, membuka lebar potensi batu bara yang belum dieksploitasi secara optimal.






