Jakarta, TAMBANG – PT United Tractors Tbk (UT) resmi mendirikan perusahaan Bernama PT Nusantara Industri Nikel Lestari (NINL). Perusahan tersebut akan fokus bergerak di bidang industri pembuatan logam dasar bukan besi dan perdagangan besar logam dan bijih logam.
“NINL akan melakukan kegiatan usaha yang bergerak di bidang kegiatan industri pembuatan logam dasar bukan besi dan perdagangan besar logam dan bijih logam,” ungkap Corpporate Secretary, Ari Setiyawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (3/12).
Pendirian NINL dilakukan lewat kedua anak usaha UT yaitu PT Danusa Tambang Nusantara (DTN) dan PT Energia Prima Nusantara (EPN). Masing-masing memiliki saham sebesar 99,90% dan 0,10%. Adapun biaya pendirian NINL mencapai Rp 10 miliar.
Pendirian NINL tersebut telah dinyatakan dalam Akta Pendirian No. 125 tertanggal 21 November 2025 yang dibuat di hadapan Jose Dima Satria, SH., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan (“Akta Pendirian”). Akta Pendirian telah disetujui melalui Keputusan Menteri Hukum Republik Indonesia No. AHU0103497.AH.01.01.TAHUN 2025 tanggal 2 Desember 2025.
UT sendiri sedang gencar ekspansi ke segmen pertambangan mineral terutama nikel. Saat ini tambang nikel UT terdiri dari PT Stargate Pacific Resources (Stargate), yang berlokasi di Konawe, Sulawesi Tenggara dan Nickel Industries yang ada di Morowali dan Weda Bay.
Starget saat ini sedang mengembangkan smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Smelter tersebut ditargetkan mulai berproduksi pada 2027.
“Saat ini Stargate itu sedang mengembangkan konstruksi untuk pengolahan smelter RKEF diharapkan RKEF Stargate ini akan mulai beroperasi di tahun 2027,” ungkap Direktur UT, Iwan Hadiantoro usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta pada April lalu.
Iwan menjelaskan bahwa smelter RKEF ini akan memproduksi produk antara berupa nickel pig iron (NPI) dengan kapasitas hingga 13.000 ton per tahun. Bahan baku bijih nikel tersebut akan dipasok dari tambang milik Stargate sendiri
“Di mana ore yang kita miliki di Stargate ini akan kita gunakan untuk memproduksi NPI, sekitar 13 ribu ton setiap tahunnya,” beber Iwan.






