Beranda Tambang Today Umum Wapres Ma’ruf: Smelter PT Freeport Serap Belasan Ribu Pekerja

Wapres Ma’ruf: Smelter PT Freeport Serap Belasan Ribu Pekerja

Jakarta, TAMBANG – Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin mengapresiasi progres pembangunan smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang terletak di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE). Salah satu hal yang penting dari kehadiran smelter ini kata dia adalah mampu menyerap tenaga kerja hingga 11.000 orang.

“Proyek ini juga akan menyerap tenaga kerja besar yakni sebanyak 11.000 pekerja, Untuk itu diperlukan Pemerintah Daerah setempat yang harus menyiapkan tenaga kerja trampil dan dengan melakukan pelatihan-pelatihan vocational training sesuai dengan tuntutan yang ada di sini,” kata Wapres Ma’ruf saat berkunjung ke lokasi, dikutip dalam keterangan resmi, Rabu (8/2).

Dijelaskan, 11.000 pekerja yang akan diberdayakan dalam proyek ini sekitar 98 persennya berasal dari dalam negeri. Sekitar 50% berasal dari tenaga kerja lokal Jawa Timur.

Wapres Ma’ruf optimis pembangunan pabrik smelter single line terbesar di dunia itu dapat beroperasi di bulan Mei 2024 sesuai yang sudah direncanakan untuk mengolah konsentrat produksi PTFI.

Dia menjelaskan bahwa pembangunan pabrik pemurnian produk-produk mineral merupakan program hilirisasi yang dicanangkan Pemerintah sesuai dengan amanat dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

“Pemerintah dalam rangka mengembangkan industrinya melakukan hilirisasi dan dan pembangunan smelter itu merupakan pelaksanaan dari hilirisasi karena itu tadi saya meninjau smelter PT Freeport Indonesia,” ujar dia.

Pembangunan smelter kedua PTFI, sambung Ma’ruf, merupakan kebanggaan bangsa Indonesia karena merupakan smelter terbesar di dunia dengan mengolah konsentrat hingga 1.7 juta ton produk dari PTFI. Sedangkan di PT Smelting mampu mengolah 1,3 juta ton. “Secara keseluruhan dapat mengelola 3 juta ton konsentrat,” lanjut Ma’ruf.

Mengenai target penyelesaian sebagaimana dicanangkan perusahaan meliputi target penyelesaian konstruksi di akhir Desember 2023, Commercial Operation Date (COD) akhir Desember 2024 dan mulai berproduksi di bulan Mei 2024, Wakil Presiden mengaku optimis dapat dicapai. Mengingat progres saat ini telah melebihi target yang sudah ditetapkan.

“Saya optimis pekerjaan dapat diselesiakan sesuai target, bahkan ada berapa tadi yang sudah direncanakan tercapai dan melampaui 2% dari yang sudah ditargetkan. Artinya target Mei 2024 itu saya berharap kalau bisa dimajukan lebih awal karena sudah ada bagian yang lebih dulu diselesaikan, optimis saya ini dapat diselesaikan,” jelas Ma’ruf.

Di tempat yang sama, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan, selain memproses konsentrate menjadi katoda tembaga, di smelter ini nanti akan dihasilkan pula perak dan emas batangan karena ada fasilitas precious metal refinery (PMR) serta nikel, almunium, lithum dan cobalt yang merupakan bagian dari ecosystem kendaraan listrik.

“Di smelter ini akan dihasilkan tembaga itu salah satu bahan utama untuk ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle ecosistem) disamping tentunya ada nikel, alumunium juga ada cobalt dan lithium. Jadi ini semua adalah unsur-unsur yang sangat penting untuk industri hilirisasi dan saya sudah yakin karena Presiden beberapa kali megatakan, ekosistem kendaraan listrik ini yang akan dibentuk di Indonesia,” ungkap Tony.

Dia berharap setelah smelter kedua PTFI berproduksi dapat menjadi stimulus bagi tumbuhnya industri hilir lainnya, khususnya berkaitan dengan ekosistem kendaraan listrik.

“Kami harapkan dengan selesianya proyek pembangunan smelter ini bisa tumbuh industri-industri yang lebih hilir lagi, terutama kaitannya dengan membangun ekosistem kendaraan listrik,” harap Tony.

Sebagai informasi, smelter ini merupakan smelter yang kedua yang dibangun PTFI untuk mengolah dan memurnikan konsentrat hasil produksinya setelah yang pertama PT Smelting di Kawasan PT Petrokimia Gresik.

Saat ini, konsentrat hasil produksi PT Freeport Indonesia 60% diekspor dan sisanya 40% diolah didalam negeri di PT Smelting di Gresik Jawa Timur menjadi katoda tembaga. Sementara lumpur anodanya yang mengandung emas dan perak masih diekspor oleh PT Smelting.

Meski begitu, jika smelter ini beroperasi, pemurnian lumpur anoda 100% akan diolah dan dimurnikan didalam negeri.