Jakarta, TAMBANG – Tahun 2019, PT Bukit Asam (Tbk) menegaskan untuk komitmen pengembangan usaha melalui pemanfaatan batu bara melalui gasifikasi. Juga peningkatan total kapasitas distribusi 60 juta ton pada tahun 2020 nanti.
Eminten dengan kode PTBA yang menargetkan produksi batu bara sebesar 25,54 juta ton pada 2018 ini, telah memulai langkah gasifikasi dengan penandatangan Head of Agreement bersama Pertamina, Pupuk Indonesia, serta Chandra Asri Petrochemical. Perjanjian ini akan mengubah batu bara menjadi urea, DME dan polypropelene.
menyampaikan bahwa perseroan pada 2018 menargetkan produksi batubara sebesar 25,54 juta ton dan penjualan batubara sebesar 25,88 juta ton dengan komposisi 13,74 juta ton untuk pasar domestik dan 12,15 juta ton untuk ekspor.
“Nantinya gasifikasi batubara coal to UDP ini akan dilakukan di Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan,” kata Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Tbk, Suherman, dalam keterangan resminya, Rabu (2/1).
PTBA juga telah menandatangani MoU dengan Pertamina dan Air Products pada awal November 2018 terkait rencana gasifikasi batubara yang akan dilakukan di Peranap, Riau.
Sementara itu, untuk mencapai total kapasitas distribusi 60 juta ton pada tahun 2022 nanti. PTBA akan memperbesar kapasitas angkutan batu bara dengan mengembangkan empat jalur kereta api. Saat ini menurut, Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam, Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin, perusahaan sedang mengembangkan empat jalur kereta api dari tambang di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
Pertama, pengembangan jalur kereta api ke Dermaga Kertapati, Palembang, yang ditargetkan selesai pada semester II/2019. Jalur ini akan meningkatkan kapasitas angkut batu bara dari 3,7 juta ton menjadi 5 juta ton. Kedua, peningkatan kapasitas angkut jalur kereta api ke Tarahan I, Lampung Selatan, yang akan meningkatkan kapasitas distribusi batu bara menjadi 25 juta ton.
Ketiga, penambahan kapasitas angkut ke Tarahan II dari 25 juta ton menjadi 45 juta ton. Keempat, pengembangan jalur baru ke Prajen, Sumatra Selatan, dengan kapasitas angkut 10 juta ton.
“Pada 2022 totalnya kapasitas angkutan batu bara PTBA menjadi 60 juta ton. Volume produksi kami memang bergantung kepada kapasitas angkutan,” kata Fuad Iskandar