Beranda Lingkungan Agar Sang “Lumba-Lumba Mahakam” Tidak Punah

Agar Sang “Lumba-Lumba Mahakam” Tidak Punah

Jakarta,TAMBANG,- Ada data yang menghentak publik ketika Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dalam keterangan resminya menyebut populasi Pesut Mahakam tinggal sekitar 64-70 ekor. Padahal satwa air endemik Kalimantan Timur yang juga dikenal dengan sebutan lumba-lumba irrawaddy ini termasuk subpopulasi langka yang hanya hidup di Sungai Mahakam. Perlu upaya maksimal agar satwa ini tetap lestari. Dengan tubuh abu-abu tanpa moncong dan perilaku sosial kompleks, spesies ini telah menjadi simbol kekayaan hayati dan identitas budaya masyarakat lokal Kalimantan Timur.

PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang wilayah operasinya di Kalimantan Timur punya kepedulian tinggi melestasikan satwa ini. Komitmen ini diwujudkan dalam Program CSR unggulan yakni Konservasi Endemik Pesut Mahakam atau yang disingkat Komik Pesut Mahakam. Program ini memilih lokasi di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurofiq pada Kamis (3/7/) telah mengunjungi lokasi ini. Turut hadir Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri, Resident Representative of UNDP Indonesia,  Norimasa Shimomura. Kemudian Deputy Regional Director of UNEP for Asia Pacific, Marlene Nilsson; Direktur Utama PHI, Sunaryanto; General Manager PHM, Setyo Sapto Edi beserta jajaran instansi pemerintah pusat dan daerah. Masyarakat Desa Pela turut terlibat menyambut dengan antusias.

Program Komik Pesut Mahakam merupakan program pemberdayaan masyarakat berupa pengembangan desa wisata berbasis konservasi pesut. Telah dijalankan sejak 2018 dengan fokus pada perlindungan Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) yang berstatus Critically Endangered (CR). Oleh karena populasinya yang sedikit dibutuhkan perhatian yang serius dari seluruh pemangku kepentingan. PHM pun menjalankan program ini melalui pendekatan kolaboratif antara perusahaan, masyarakat, akademisi, dan pemerintah.

Salah satu inovasi penting yang dilaksanakan adalah Pinger Akustik, alat berbasis gelombang ultrasonik yang dipasang pada jaring nelayan. Alat ini digunakan dengan meyesuaikan gelombang ultrasonik pada frekuensi 50-120KHz dengan kebisingan125 desibel yang kemudian dapat ditangkap oleh pesut. Ini akan membuat satwa menjauhi jaring nelayan atau rengge sejauh radius 10-20 meter. Dengan teknologi ini terbukti menurunkan angka kematian Pesut Mahakam akibat rengge dari 66% menjadi 0% di sekitar Desa Pela.

Dalam sambutannya Menteri Lingkungan Hidup RI meneguhkan komitmennya untuk menggunakan semua kewenangan, instrumen, dan sumber daya yang dimiliki guna menyelamatkan pesut mahakam dari kepunahan dan mensejahterakan masyarakat. “Saya akan menggunakan kewenangan sesuai amanah yang diberikan oleh undang-undang untuk melindungi dan melestarikan Pesut Mahakam ini,” tegasnya.

Menurutnya, berdasarkan keseluruhan sumber daya alam yang ada di wilayah ini, maka kondisi Kawasan Danau Mahakam sangat mewakili triple planetery crises. Pemanfaatan ruang dan sumber daya alam di kawasan ini harus diimbangi dengan upaya konservasi, perlindungan, pengendalian, pengawasan, serta pemanfaatan secara berkelanjutan. “Saya mendukung Desa Pela sebagai Desa Konservasi dan wisata edukatif bagi keanekaragaman hayati di Kawasan Danau Mahakam, khususnya pesut mahakam, sesuai dengan Permen LH Nomor 29 tahun 2009 tentang Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati di daerah” tandas Menteri.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PHI Sunaryanto, menyatakan bahwa pengembangan Desa Pela sebagai desa wisata berbasis konservasi melalui Program Komik Pesut Mahakam, merupakan bagian dari implementasi komitmen perusahaan dalam pengelolaan kinerja operasi hulu migas yang menerapkan prinsip Environmental, Social, Governance (ESG). “Di program ini, perusahaan mensinergikan aspek keanekaragaman hayati (biodiversity) dan dampak terhadap masyarakat (community impact),” jelasnya.

Program CSR unggulan ini, terang Sunaryanto, juga bertujuan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama Tujuan nomor 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dan Tujuan nomor 14 tentang Menjaga Ekosistem Laut.

“Di PHI, kami menerapkan inovasi sosial dan lingkungan dalam berbagai program CSR Perusahaan, termasuk dalam program Komik Pesut Mahakam ini, sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasi,” ujar Anto, begitu beliau akrab disapa.

Program Komik Pesut Mahakam dijalankan melalui lima fase yakni inisiasi, penguatan, pengembangan, replikasi, dan kemandirian (2018–2026). Di dalamnya termasuk pelatihan wisata, pembangunan Museum Nelayan, pengelolaan sampah, serta penerbitan peraturan desa tentang konservasi. Dalam kesempatan ini, General Maneger PHM, Setyo Sapto Edi menyerahkan bantuan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) tenaga surya kepada masyarakat Desa Pela.

“Program Komik Pesut Mahakam adalah bukti nyata bahwa sinergi antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah dapat menghasilkan dampak yang signifikan. Selain konservasi spesies langka, yakni Pesut Mahakam, kami juga mendorong kemandirian masyarakat melalui pariwisata berkelanjutan dan infrastruktur dasar seperti LPJU yang hari ini kami serahkan,” ungkap Setyo.

Hingga saat ini, program CSR unggulan PHM ini telah mengantarkan Desa Pela menerima berbagai penghargaan nasional dan internasional, seperti Kalpataru Nasional 2024, Global CSR Award 2023 (Vietnam), Responsible Business Award 2023, Reuters (inggris), serta terpilih sebagai anggota UNWTO Best Tourism Villages Upgrade Programme.

Untuk diketahui, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur.

Melalui kerja sama dengan SKK Migas, PHM bersama  anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur dan Tanggap Bencana guna mendukung pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang inovatif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi berbagai pihak untuk bersama-sama melestarikan alam dan keanekaragaman hayati Indonesia.