Jakarta, TAMBANG – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berhasil meraih penjualan bersih unaudited pada kuartal pertama tahun 2018 (1Q18) sebesar Rp5,73 triliun. Capaian ini naik 247 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2017 (1Q17) sebesar Rp1,65 triliun.
Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo, mengatakan, komoditas emas menjadi komponen terbesar pendapatan Perseroan. Emas berkontribusi sebesar Rp4,09 triliun atau 71 persen dari total penjualan bersih 1Q18. Capaian penjualan bersih unaudited tersebut naik 253 persen, dibandingkan penjualan bersih emas 1Q17 yang tercatat sebesar Rp1,16 triliun.
“Ini adalah pencapaian penjualan yang lebih besar dibanding kuartal yang sama tahun 2017,” kata Arie, saat buka puasa bersama PT Antam Tbk dengan Energy and Mining Editor Society (E2S) di Jakarta, Selasa (5/6).
Untuk komoditas emas pada 1Q18, mencatatkan total produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 538 kg (17.329 oz). Sementara itu, volume penjualan emas Antam di 1Q18 tercatat sebesar 6.945 kg (223.286 oz), tumbuh sebesar 226 persen dibandingkan volume penjualan periode 1Q17 sebesar 2.128 kg (68.384 oz).
Peningkatan volume penjualan emas Antam ini dijelaskan Arie, sejalan dengan upaya perusahaan untuk terus berupaya melakukan perluasan pasar, serta inovasi pada produk emas Logam Mulia.
“Pada Februari 2018, Antam menjadi bagian dalam kerjasama perdagangan Indonesia dan Jepang melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Antam dan MKK Co.Ltd, terkait dengan perluasan cakupan penjualan dan pembelian emas di Jepang,” pungkas Arie.