Beranda ENERGI Energi Terbarukan Baru Tercapai 10 Persen, Target EBT 2025 Bakal Dikebut Pakai Bioenergi

Baru Tercapai 10 Persen, Target EBT 2025 Bakal Dikebut Pakai Bioenergi

Jakarta, TAMBANG – Pemerintah mencanangkan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun 2025 sebesar 23 persen. Dalam realisasinya, target tersebut baru tercapai 10 persen.

 

Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan, waktu yang tersisa untuk mengejar target ini, dinilai terlalu singkat. Sehingga diperlukan kerja ekstra dan strategi khusus dalam merealisasikannya.

 

“Target kita 2025 mencapai bauran di 23 persen. Saat ini baru 9-10 persen. Untuk mencapai 23 persen dalam tempo 5 tahun dibutuhkan usaha ekstra,” ujarnya saat menghadiri pameran bertajuk Jakarta Energy Forum yang diselenggarakan HIPMI Jaya di Jakarta, Senin (2/3).

 

Untuk mengejar target tersebut, Pemerintah bakal menggenjot pemanfaatan bioenergi. Menurut Arifin, salah satu upaya yang telah dilakukan adalah dengan mewajibkan pengguaan biodiesel, di mana implementasinya telah mencapai komposisi campuran solar dan sawit sebesar 30 persen (B30).

 

Mandatori biodiesel itu akan ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai B100. Kata Arifin, selain dapat diolah menjadi bahan bakar minyak, sawit juga dapat dikembangkan menjadi avtur.

 

“Kita saat ini mempersiapkan untuk mendorong EBT bisa tumbuh dengan dukungan kebijakan. Kita punya potensi, mengkonversi sawit menjadi gasoline, (solar) diesel, dan avtur,” ujarnya.

 

Uji coba pengolahan sawit menjadi Avtur, sambung Arifin, sudah dilaksanakan oleh PT Pertamina. Tim uji coba kini sedang mengkalkulasi soal hitungan prospeknya.

 

“Sekarang pengembangan daripada katalis itu pabriknya bisa berjalan, dan ini sudah dicoba di unit-unit Pertamina. Sebagian ini memang bisa dilaksanakan. Bagaimana kita bisa meng-adjust prospeknya,” paparnya.

 

Adapun strategi untuk menjamin kesiapan bahan baku, Pemerintah secara massif akan melibatkan masyarakat di pedesaan yang memiliki kebun tanaman bioenergi untuk turut berkontribusi.

 

“Kita harapkan apabila program ini berjalan, kebutuhan BBM kita di desa-desa bisa direspon oleh masyarakat kita yang memiliki kebun pohon-pohon bio,” ungkap Arifin.

 

Untuk diketahui, tahun ini Pemerintah  akan menggalakkan pemanfaatan lahan-lahan bekas tambang untuk dijadikan ladang tanaman bioenergi, seperti sawit, sorgum, bunga matahari dan jarak. Opsi lainnya, bila memungkinkan lahan pascatambang akan digunakan sebagai lokasi mendirikan panel pembangkit tenaga surya.

 

“Kita juga memiliki potensi lain. Lahan tambang yang tidak berproduksi untuk menanam pohon energi atau panel listrik,” pungkas Arifin.