Jakarta, TAMBANG – Construction Indonesia 2025 kembali hadir untuk menjawab tantangan dan dinamika terbaru dalam dunia konstruksi Tanah Air. Sebagai ajang konstruksi utama dan paling dinanti di Asia Tenggara, event tersebut memperkaya cakupannya dengan mengusung fokus baru pada Building materials dan technology, yang tidak hanya fokus pada infrastruktur tapi juga merambah ke bangunan gedung, komersial dan perumahan menuju solusi yang lebih cerdas, berkelanjutan, dan hemat biaya.
Nantinya, Construction Indonesia 2025 sendiri akan diselenggarakan bersamaan dengan Concrete Show South East Asia, pameran terkemuka dan terbesar di kawasan untuk industri beton dan konstruksi. Pada edisi sebelumnya, ajang ini berhasil mencatatkan pencapaian yang signifikan, dengan lebih dari 10.200 pengunjung, melibatkan 30 negara, menempati area pameran seluas 24.700+ meter persegi, diikuti oleh 449 perusahaan peserta, menyajikan 43 sesi seminar, dan menghadirkan 4 paviliun negara.
Tahun ini juga, gelaran Construction Indonesia 2025 akan menjadi edisi yang istimewa, menandai 25 tahun penyelenggaraan sebagai salah satu pameran industri konstruksi terbesar dan terlama di Indonesia. Pasalnya, selama seperempat abad, pameran ini telah menjadi barometer perkembangan industri konstruksi nasional sekaligus wadah strategis bertemunya pelaku industri dari dalam dan luar negeri.
Berbeda dengan penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya yang didominasi oleh alat berat, Construction Indonesia 2025 kini memperluas fokus dengan menghadirkan lebih banyak pemain dari industri pendukung konstruksi, arsitektur, hingga teknologi pintar.
Pada edisi ke-25 ini, penyelenggaraan akan diperluas secara signifikan melalui konsep outdoor showcase yang memungkinkan pengunjung menyaksikan langsung alat berat dan kendaraan konstruksi dalam skala besar. Selama dua minggu pelaksanaan, pameran akan dikemas secara lebih tersegmentasi dan tematik, mencakup building materials, construction solutions, serta heavy equipment and vehicles. Rangkaian gelaran ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih immersif bagi pengunjung, tidak hanya melalui ragam produk dan solusi yang ditampilkan, tetapi juga lewat interaksi langsung dengan teknologi dan inovasi terkini di lapangan.
Mengusung semangat 25 tahun konsistensi dan inovasi, Construction Indonesia 2025 yang akan digelar pada 10–13 September 2025 di Jakarta International Expo, Kemayoran, bukan hanya menjadi ajang pameran, tetapi juga momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antar pelaku industri, inovator, dan profesional. Ajang ini mendorong eksplorasi teknologi mutakhir serta praktik berkelanjutan dalam merancang, membangun, dan mengelola infrastruktur dan bangunan.
Fokus pada Building materials dan technology juga membuka peluang kolaborasi lintas sektor, mempertemukan para pelaku industri untuk bertukar wawasan dan memperluas jaringan guna mengoptimalkan pembangunan masa kini.
Country Manager Pamerindo Indonesia Lia Indriasari, menyampaikan bahwa dalam perhelatannya yang ke-25, Construction Indonesia 2025 mengusung “Construction Structure, Building Technology, Engineering Procurement, and Equipment” sebagai bentuk komitmen untuk menghadirkan solusi dan teknologi terkini di industri konstruksi. Hal tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari desain, struktur bangunan, teknologi konstruksi, hingga pengadaan peralatan dan bahan bangunan yang relevan dengan kebutuhan proyek konstruksi saat ini.
“Dengan mengangkat fokus yang relevan dengan dinamika industri saat ini, Construction Indonesia 2025 menjadi panggung utama bagi para pelaku industri untuk mengeksplorasi tren dan inovasi terkini, menjalin kemitraan strategis, dan merumuskan langkah-langkah efektif menuju praktik konstruksi yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, industri konstruksi saat ini tengah mengalami pergeseran, di mana metode tradisional mulai berdampingan dengan pendekatan baru. Inovasi bahan bangunan, teknologi cerdas, konstruksi modular, dan desain hemat energi kini berperan dalam membentuk lanskap urban modern.
Perubahan global yang terjadi saat ini sendiri tidak hanya berdampak pada sektor konstruksi dunia, tetapi juga semakin terasa di Indonesia. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) 2025, jumlah penduduk Indonesia tercatat mencapai 284,44 juta jiwa. Dengan populasi sebesar itu, kebutuhan akan infrastruktur dan hunian semakin meningkat, menciptakan peluang bagi industri konstruksi untuk terus berkembang.
Di tengah ketidakpastian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini pun diproyeksikan tetap stabil di level 4,9%. Meskipun terdapat gejolak eksternal, proyeksi pertumbuhan ini menjadi indikasi bahwa sektor konstruksi tetap memiliki ruang untuk bertumbuh dan beradaptasi.
Selain itu, pemerintah juga mencanangkan Program 3 Juta Rumah, sebuah inisiatif untuk membangun 3 juta unit rumah per tahun guna memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah hunian, tetapi juga dapat menjadi katalis bagi industri konstruksi untuk terlibat aktif dalam penyediaan hunian layak.
Seiring besarnya potensi pasar konstruksi di Indonesia, tren inovasi bangunan pun semakin menonjol, terutama dalam penerapan praktik bangunan berkelanjutan. Sertifikasi bangunan hijau meningkat 15% per tahun, didorong oleh kesadaran akan pentingnya bangunan yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi. Teknologi hemat energi sendiri berhasil menghemat hingga 30% pada bangunan bersertifikat, menjadikannya solusi yang semakin diminati oleh pengembang properti.
Sementara itu, pasar teknologi smart building menunjukkan pertumbuhan pesat dengan CAGR mencapai 12-15%. Di sisi lain, metode konstruksi modular tidak hanya mengurangi biaya hingga 10-20%, tetapi juga memangkas waktu pengerjaan hingga 30%, menjadikannya alternatif efektif untuk proyek konstruksi berskala besar.
Di tengah dinamika industri konstruksi yang semakin berkembang, pemerintah Indonesia berperan penting dalam memperkuat sektor ini melalui penguatan regulasi bangunan dan peningkatan investasi infrastruktur. Langkah ini sejalan dengan temuan dalam laporan Konstruksi dalam Angka 2024 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), di mana pembangunan infrastruktur dipandang sebagai salah satu penggerak utama pembangunan nasional. Infrastruktur yang memadai tidak hanya memperlancar proses produksi dan distribusi barang dan jasa, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di berbagai wilayah Indonesia.
Peran sektor konstruksi sebagai penggerak ekonomi semakin nyata. Pada triwulan III/2024, kontribusi sektor konstruksi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 10,06%, mencerminkan tingginya aktivitas proyek infrastruktur dan bangunan di seluruh negeri.
Melihat kontribusi dan peran strategisnya, sektor konstruksi di Indonesia diproyeksikan akan terus berkembang. Kondisi ini semakin memperkuat urgensi bagi para pelaku industri untuk mengoptimalkan proyek-proyek konstruksi melalui solusi yang lebih terarah dan efektif.
Menjawab kebutuhan tersebut, Construction Indonesia 2025 menghadirkan rangkaian exhibitor dengan kategori yang semakin beragam. Dengan Building Materials & Technology, yang menampilkan beragam produk material bangunan, mulai dari aluminium, bata, beton, hingga produk berbahan kayu.
Tidak hanya produk dasar, kategori ini juga menawarkan solusi yang lebih spesifik, seperti pintu & jendela, fasad, lantai, cat, serta sistem atap yang semakin inovatif
Di samping itu Construction Indonesia tetap menghadirkan Machinery, Tools & Equipment, area ini menjadi panggung bagi perusahaan-perusahaan yang menghadirkan produk peralatan dan mesin konstruksi untuk mendukung operasional proyek di berbagai skala. Dari sistem komunikasi dan navigasi hingga sistem perancah dan platform kerja udara, produk-produk di kategori ini akan membantu memastikan keselamatan dan efisiensi operasional di lapangan.
Kategori Technology, pengunjung akan menemukan inovasi digital yang semakin esensial dalam proses konstruksi modern. Produk seperti 3D Printing, Building Information Modelling (BIM), drone & aerial photography, serta Geographical Information System (GIS) akan menjadi highlight utama.
Tak hanya itu, solusi berbasis digital seperti thermal imaging untuk deteksi panas dan AR/VR visualization untuk simulasi proyek berbasis realitas virtual juga akan menjadi fokus di kategori ini.
Untuk proyek-proyek skala besar, kategori Construction Machinery menjadi area penting yang menghadirkan berbagai solusi pengangkutan dan pemindahan material, seperti cranes, bulldozers, excavators, dan loaders.
Seiring meningkatnya tren bangunan pintar, kategori Smart Building Solutions berfokus pada sistem otomasi gedung yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT). Produk-produk yang akan dipamerkan mencakup HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), pencahayaan otomatis, dan sistem keamanan berbasis digital.
Di sisi lain, kategori Sustainable Building Materials juga hadir, di mana pengunjung dapat menjelajahi produk-produk berkelanjutan seperti recycled materials, green insulation, dan low-emission products yang dirancang untuk mendukung praktik konstruksi ramah lingkungan.
Selain kategori, sejumlah perusahaan pun hadir dengan membawa produk unggulan mereka. Misal, perusahaan Bunka Pancakarya yang akan membawa rangkaian produk material bangunan seperti folding gate, spandek, bondek, rolling door, hingga garage door.
Kemudian, BMB Steel, perusahaan struktur baja yang mengkhususkan diri dalam merancang dan membangun bangunan baja pra-rekayasa dengan kualitas terbaik dalam konstruksi struktur baja di Vietnam dan Asia Tenggara.
Selanjutnya, PT Garuda Excavindo Nusantara memamerkan produk excavator dan bulldozer, lengkap dengan layanan purna jual untuk memastikan kualitas produk tetap optimal. Ekatama Group juga akan memperkenalkan produk hoist, crane, dan peralatan material handling lainnya untuk mendukung proyek konstruksi.
Melengkapi segmen arsitektur berkelanjutan, Austrian Embassy – Commercial Section akan memperkenalkan konsep sustainable architecture melalui desain gedung baru mereka di Jakarta. Dengan fokus pada efisiensi energi dan kenyamanan iklim, konsep ini menjadi contoh penerapan praktik arsitektur berkelanjutan di kawasan tropis, serta memperkaya kolaborasi internasional melalui solusi konstruksi pelengkap dari mitra global.
Memasuki edisi ke-25, Construction Indonesia 2025 tidak hanya menjadi ajang pameran, tetapi juga menjadi ruang kolaborasi strategis yang mempertemukan asosiasi dan komunitas strategis yang berperan penting dalam sektor konstruksi. Partisipasi mereka mencakup berbagai fokus, mulai dari produk ramah lingkungan hingga solusi berbasis digital.
Kemitraan Strategis dalam Mendorong Transformasi Sektor Konstruksi
Salah satu mitra strategis tahun ini adalah Green Product Council Indonesia (GPCI), organisasi nirlaba dan independen yang berdiri sejak 2015. Dalam Construction Indonesia 2025, GPCI akan mendorong transformasi industri konstruksi menuju arah yang lebih berkelanjutan melalui edukasi serta showcase produk-produk bersertifikasi green label. Kolaborasi ini memperkuat komitmen sektor konstruksi terhadap efisiensi energi, pengurangan emisi karbon, dan penerapan prinsip ramah lingkungan dalam seluruh rantai pasok nasional.
BOMA Indonesia juga turut hadir sebagai organisasi profesi yang menaungi berbagai pihak, mulai dari pemilik bangunan, manajer fasilitas, pengembang, hingga penyedia layanan properti komersial. Kolaborasinya dengan Construction Indonesia 2025 akan memperkuat sinergi antara pelaku industri dalam menciptakan bangunan yang efisien, aman, dan berkelanjutan, sekaligus mendorong penerapan standar internasional dalam manajemen properti di Tanah Air.
Dalam upaya mendorong integrasi antara sektor konstruksi dan arsitektur, Construction Indonesia 2025 menjalin kemitraan strategis dengan Indonesia Construction & Architecture Network (ICAN). Kolaborasi ini bertujuan menciptakan pembangunan yang inovatif, berkelanjutan, dan responsif terhadap kebutuhan masa depan. ICAN akan menghadirkan perspektif arsitektural dalam berbagai program diskusi dan seminar, sekaligus memperkuat peran arsitek dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi. Selain itu, ICAN juga aktif menyelenggarakan kegiatan seperti Architectural Products Workshop, sebuah forum berbagi pengetahuan dan pengalaman antara prinsipal teknologi serta produsen bahan bangunan dengan para perencana proyek—khususnya arsitek, pengembang, dan kontraktor.
Sementara itu, ARCHILANTIS sebagai komunitas Open BIM Indonesia memperkenalkan solusi Seamless Open BIM Solution, platform berbasis Building Information Modelling (BIM), untuk memperkuat pemahaman dan penerapan BIM di kalangan pelaku industri konstruksi. Komunitas ini juga aktif mendorong transformasi digital melalui program rutin mereka, Weekend BIM Talk Series, yang selama beberapa tahun terakhir menjadi bagian dari kolaborasi dengan Construction Indonesia.
Pada sektor rantai pasok jasa konstruksi, Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) hadir di Pameran Concrete Show SEA dengan fokus menampilkan teknologi pracetak dan prategang. Kolaborasi ini akan menyoroti peran penting teknologi tersebut dalam mempercepat proses konstruksi yang efisien, aman, dan berkelanjutan. AP3I juga akan menghadirkan inovasi terkini dari para anggotanya untuk mendorong adopsi sistem konstruksi modern yang mampu menekan biaya dan waktu tanpa mengorbankan kualitas struktur bangunan.
Lia menyebut bahwa keterlibatan asosiasi dan komunitas strategis di Construction Indonesia 2025 merupakan langkah penting untuk memperkuat cakupan sektor konstruksi secara menyeluruh.
“Kolaborasi dengan asosiasi seperti GPCI, BOMA Indonesia, ICAN, ARCHILANTIS, dan AP3I memungkinkan kami untuk tidak hanya menghadirkan produk dan teknologi terbaru, tetapi juga mempertemukan para pelaku industri dari berbagai disiplin. Melalui keterlibatan mereka, kami berharap dapat mendorong adopsi solusi inovatif yang lebih luas di sektor konstruksi dan memperkuat ekosistem industri yang berkelanjutan,” tutupnya.