Jakarta, TAMBANG – PT Abadi Ogan Cemerlang, perusahaan tambang batu bara di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel) menepis tuduhan pencemaran yang terjadi di Sungai Wal. Hal ini dibuktikan dengan hasil pemantauan kualitas air yang menunjukkan seluruh parameter masih berada dalam ambang batas baku mutu yang ditetapkan.
Adapun aliran yang diduga menjadi sumber pencemaran berasal dari Sungai Lempaung, yang selanjutnya bermuara ke Sungai Wal.
Site Manager PT AOC OKU, Muhammad menuturkan, pada tanggal 21 Juli 2025, dilakukan pengecekan dan pengambilan sampel air Sungai Lempaung dan Sungai Wal bersama Tim DLH OKU, perwakilan kecamatan, perwakilan dari tujuh desa, perwakilan masyarakat Gunung Kuripan, unsur Tripika, dan Tim AOC OKU.
“Berdasarkan pengamatan di sembilan titik, analisa dibagi menjadi tiga segmen: Segmen 1 (Titik 1–2/hilir PT AOC–hulu Sungai Wal), Segmen 2 (Titik 3–5/tengah Sungai Wal–PT MHP), dan Segmen 3 (Titik 6–9/segmen hilir). Pada segmen tengah terlihat keberadaan areal perkebunan Hutan Tanaman Industri (HTI) milik PT MHP yang sedang melakukan kegiatan clearing,” ungkap dia dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (8/10).
Selain itu, kata dia, ada perkebunan kelapa sawit milik masyarakat serta aliran sungai purba dan endapan pasir besi yang sudah ada di wilayah Desa Merbau. Dari hasil uji laboratorium, pH air berada di kisaran 6,1–7,3, masih sesuai baku mutu.
Penurunan pH pada segmen hilir dipicu pembusukan organik atau endapan alami. Sulfat berada pada 4–107 mg/L, juga sesuai baku mutu.
“Meski ada kenaikan di hilir, kadarnya masih jauh di bawah ambang batas yang dapat menimbulkan risiko,” jelasnya.
Nitrat terukur ≤1–1,3 mg/L dengan sedikit kenaikan di hilir, namun tetap dalam kondisi aman. TSS (Total Suspended Solids) berada pada rentang 13,8–44,0 mg/L, masih sesuai baku mutu, dengan peningkatan di area kegiatan clearing HTI. TDS (Total Dissolved Solids) 70–90 mg/L, fluktuasi kecil tanpa indikasi berbahaya.
Fosfat berada di 0,09–0,36 mg/L, ada yang melebihi ambang batas di T1 dan T5, dipicu aktivitas pupuk fosfat atau limbah domestik. BOD (Biological Oxygen Demand) terukur 1,93–2,32 mg/L, COD (Chemical Oxygen Demand) 8,85–18,90 mg/L, keduanya sedikit di atas baku mutu, namun dipengaruhi aktivitas perkebunan dan limbah organik domestik. Untuk besi (Fe), segmen 1 mencatat 0,20–0,22 mg/L, sesuai baku mutu, menunjukkan tidak ada acid mine drainage dari PT AOC OKU.
Kenaikan terjadi di segmen 2 dan 3 akibat kegiatan clearing, drainase permukaan, hingga endapan pasir besi alami. Kandungan mangan (Mn) terukur sangat rendah 0,015–0,056 mg/L, jauh di bawah ambang batas sehingga aman.
Kesimpulan analisa menunjukkan indikasi acid mine drainage dari PT AOC tidak dominan. Hal ini terlihat dari nilai pH, TSS, Fe, dan Mn di hulu yang rendah dan sesuai baku mutu.
Peningkatan TSS dan Fe justru muncul setelah melewati zona HTI dan perkebunan sawit. ”PT Abadi Ogan Cemerlang berkomitmen menjaga kualitas lingkungan melalui pengelolaan limbah dan air limpasan sesuai peraturan, pemantauan berkala, serta kerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan kelestarian sungai di sekitar area operasional,” pungkas Muhammad.
Baca juga: Presiden Prabowo Saksikan Penyerahan Aset Negara untuk PT Timah Tbk