Beranda Lingkungan Hutan Kota Unmet Muntok, Area Restorasi Ekosistem Berkelanjutan

Hutan Kota Unmet Muntok, Area Restorasi Ekosistem Berkelanjutan

DCIM100MEDIADJI_0070.JPG

Jakarta,TAMBANG,- PT Timah,Tbk menempatkan lingkungan hidup sebagai salah satu aspek penting dalam kegiatan usahanya. Produsen timah terbesar dunia ini berkomitmen melakukan pengelolaan keanekaragaman hayati untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari kegiatan usaha pertambangan dan pemurnian timah.

Salah satunya dilakukan Unit Metalurgi (Unmet) Muntok yang melakukan upaya restorasi ekosistem. Upaya konservasi keanekaragaman hayati (kehati) yang telah dilakukan salah satunya dengan menetapkan kawasan Hutan Kota di sekitar areal operasional.

Hutan kota yang terletak di Unmet Muntok seluas 2,2 hektar dikelola langsung oleh PT Timah. Selain sebagai hutan kota kawasan ini juga sekaligus taman koleksi berbagai jenis flora. Hutan kota PT Timah Tbk-Unmet Muntok juga merupakan habitat beranekaragam jenis fauna yang memiliki peran penting bagi keseimbangan ekosistem di dalamnya.

Tak sekadar mengelola, PT Timah-Unmet Muntok juga melakukan pemantuan khusus di Hutan Kota diantaranya melakukan pengukuran biomassa. Hal ini bertujuan untuk efektivitas dan kontribusi serapan karbon di udara dalam rangka pengendalian pencemaran. Berdasarkan monitoring dan evaluasi di Hutan Kota Muntok yang telah dilakukan penghitungan biomassa maupun karbon pada pancang, tiang dan pohon. Hasilnya diketahui total biomasa sebesar 408 ton/tahun, total stok karbon 192 ton/tahun, totap serapan CO2 704 ton/tahun.

“Keberadaan Hutan Kota di kawasan PT Timah-Unmet Muntok memberikan kontribusi yang cukup besar untuk mengurangi emisi dari gas CO2. Adanya tumbuhan sebagai penyimpan karbon menyebabkan konsentrasi karbon dioksida menurun. Oleh karena itu, keberadaan hutan kota di kawasan PT Timah Tbk-Unmet Muntok harus tetap terjaga dan terpelihara dengan baik,” ungkap Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk, Anggi Siahaan.

Hutan Kota yang berada di PT Timah Tbk-Unmet Muntok merupakan hutan kota industri yang berperan sebagai penangkal polutan yang berasal dari kegiatan industri berupa polutan padat, cair maupun gas. Fungsi lainnya dari hutan kota yakni sebagai lokasi pelestarian plasma nutfah yang mendukung keanekaragaman flora, fauna dan ekosistem yang uga berfungsi sebagai penahan angin.

Di kawasan Hutan Kota Muntok ini terdapat 51 jenis flora yang terdiri dari 26 jenis burung, 9 jenis serangga, 13 jenis hewan melata, dan tiga jenis mamalia. Di Hutan Kota ini juga terdapat satwa yang dilindungi yaitu elang Bondol dan Sikep-madu Asia.

Berdasarkan hasil inventarisasi fauna yang dilakukan pada 2013, 2019 dan 2020 secara umum menunjukkan adanya kenaikan jumlah setiap taksa. Hal ini membuktikan bahwa Hutan Kota Muntok mampu menyediakan habitat yang baik secara ekologi bagi keberadaan mamalia, burung dan herpetofauna yang ditemukan. Namun, pada taksa burung diperoleh hasil peningkatan jenis yang signifikan.

“Tahun 2013 hanya ditemukan 14, kemudian pada 2019 dalam temporal lima tahun ditemukan 19 jenis. Adanya peningkatakn jumlah jenis yang ditemukan sebesar lima jenis baru pada tahun 2019. Pada tahun 2020 dilakukan monitoring kembali ditemukan 26 jenis. Hal ini membuktikan adanya penambahan tujuh jenis baru,” ujarnya.

Berdasarkan hasil inventarisasi di Hutan Kota PT Timah-Unmet Muntok ditemukan sebanyak 61 jenis flora dan 34 famili dengan total individu sebanyak 1.618. Jenis tumbuhan yang memiliki jumlah individu terbanyak yaitu karet (Hevea Braziliensis) sebanyak 311, Jelutung (Dyera costulata) sebanyak 170 dan ubar (syzigium cerina) sebanyak 167.

Keberagaman flora dan fauna di Hutan Kota PT Timah – Unmet Muntok dibandingkan dengan tahun 2013 dan 2019 mengalami peningkatan jumlah jenis. Selain itu juga, adanya peningkatan indeks keanekaragaman dari semua taksa yang dikaji.

“Hal ini membuktikan bahwa kawasan hutan kota PT Timah-Unmet Muntok meyimpan kekayaan hayati yang tinggi dan bertambah setiap tahunnya. Kawasan ini tentu baik dari segi ketersediaan pakan, tempat berlindung dan tempat berkembang biak bagi fauna,”tutupnya.

“Peningkatan stok karbon dan nilai serapan CO2 menjadi bukti bahwa kawasan hutan kota muntok berdampak positif sebagai penyerap karbon dan penyedia oksigen untuk keberlangsungan hidup ke depannya,” jelasnya.

Hutan Kota Unmet Muntok juga memiliki valuasi ekonomi diantaranya potensi kayu dengan volume 487 meter kubik dengan nilai Rp 1 miliar lebih, serapan karbon 703,76 ton dengan nilai Rp 10,5, potensi getah, ekstrak daun dan buah senilai Rp 301 juta, dan fauna dan nilai warisan spesies dilindungi yang terdiri 175 individu dengan nilai Rp 33,8 juta. Total nilai valuasi ekonomi di Hutan Kota Muntok sebesar Rp 1,3 miliar.

Kehadiran Hutan Kota Unmet Muntok, selain memiliki fungsi ekologis, juga menjadi sarana peningkatan pengetahuan (penelitian mahasiswa), penyebaran informasi (studi banding) serta berkontribusi terhadap masyarakat sekitar operasi, misal untuk menjadi tempat jogging dan olahraga lainnya, tempat wisata, event-event bersama stakeholder dan wahana pendidikan bagi anak-anak.

Hutan Kota Unmet juga menjadi salah satu titik pantau penilaian adipura Kabupaten Bangka Barat. Sehingga PT Timah melakukan perawatan, pemeliharaan, pembersihan dan perlindungan ekosistem, serta pendidikan lingkungan.

Sementara itu, Bupati Bangka Barat Sukirman turut mengapresiasi upaya PT Timah dalam mengelola Hutan Kota Muntok dalam menjaga ekosistem keaneragaman hayati dan juga lingkungan.

“Alhamdullillah PT Timah sangat peduli dan bertanggungjawab dalam rangka melestarikan lingkungan hidup bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat selama ini,” katanya.

Menurutnya, dengan pengelolaan hutan kota yang dilakukan PT Timah Tbk diharapkan bisa menjadi contoh bagi perusahaan lainnya dalam melaksanakan tanggungjawab lingkungan.

“Hutan kota hanyalah contoh kecil, harapan kami terus dipertahakankan agar bisa jadi contoh dan model bagi perusahaan lain,” katanya.

Menurutnya, sejauh ini sinergi dan kolaborasi PT Timah Tbk dengan Pemkab Bangka Barat tidak hanya dalam pengelolaan tanggungjawab lingkungan, namun dari sisi CSR yang juga terus dijalankan,” ujarnya.

“Dapat kita lihat program CSR yang sudah diimplementasikan bagi kemajuan Pemkab Bangka Barat, ini harus dipertahakan, terimakasih PT Timah dan sukses selalu,” tutupnya.