Beranda ENERGI Energi Terbarukan Indonesia Ingin Jadi Raja Baterai EV, Menko Luhut: Perlu Kolaborasi

Indonesia Ingin Jadi Raja Baterai EV, Menko Luhut: Perlu Kolaborasi

Jakarta, TAMBANG – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai “raja” baterai kendaraan listrik dunia bukan hal yang mudah. Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama dan dukungan pihak lain.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri roundtable meeting yang dijembatani antara Australia Indonesia Business Council bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Perth, Australia pada Senin (13/02).

“Faktor kunci dari resiliensi perekonomian Indonesia di tahun 2022 adalah pengembangan industri hilirisasi mineral yang bernilai tambah tinggi,” jelas Luhut, dalam keterangan yang diterima tambang.co.id, Selasa (14/2).

Dibandingkan dengan 18 negara dan 1 kawasan lain yang tergabung dalam G20, lanjut Luhut, Indonesia merupakan salah satu negara yang tumbuh kuat dalam kondisi sulit yang terpengaruh perekonomian global.

Meskipun Indonesia kaya akan nikel, nampaknya hal ini belum mampu menjadikan Indonesia sebagai raja baterai kendaraan listrik dunia karena tidak tersedianya lithium yang notabene menjadi bahan utama pengembangan industri baterai electric vehicle (EV). Oleh sebab itu, diperlukan kolaborasi dengan pihak lain untuk mewujudkannya.

Sebagai negara penghasil lithium, Australia menyatakan dukungannya untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen baterai lithium dunia. Kedua negara pun berencana untuk bersama-sama mengembangkan industri baterai EV dengan tetap bertanggung jawab terhadap faktor lingkungan.

“Dalam momentum ini, saya juga mengajak beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor sumber daya mineral untuk bertemu dan menjajaki langsung potensi kerja sama dengan para pengusaha lithium di negeri kanguru,” tutur dia.

Pada kesempatan yang sama, Menko Luhut juga menuturkan bahwa saat ini, Indonesia mulai fokus melakukan transformasi ke industri bernilai tambah tinggi, seperti bidang transisi energi. Salah satu wujudnya adalah industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) atau yang juga sering disebut sebagai EV.