Beranda Tambang Today Inilah Kinerja INDY Sampai September 2025

Inilah Kinerja INDY Sampai September 2025

Kantor PT. Indika Energy

Jakarta,TAMBANG,- Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk. (Perseroan) menyampaikan kinerja hingga kuatal III tahun ini. Di tengah tantangan penurunan harga komoditas global, Perseroan menunjukkan disiplin strategis dan efisiensi operasional. Perseroan mencetak Pendapatan sebesar US$ 1.443,0 juta dan Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 0,5 juta dalam periode sembilan bulan tahun ini.

Ke depan Indika Energy terus melakukan pengembangan portofolio bisnis dan diversifikasi usaha pada sektor nonbatubara, serta fokus mewujudkan komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) menuju netral karbon pada tahun 2050.

Dari sisi kinerja keuangan, sepanjang tiga kuartal ini Perseroan mencatat penurunan Pendapatan sebesar 19,1% menjadi US$ 1.443,0 juta. Penurunan Pendapatan terutama dikarenakan kontribusi yang lebih rendah dari Kideco Jaya Agung (Kideco) yang mencatat penurunan Pendapatan sebesar 18,0% menjadi US$ 1.152,4 juta. Hal ini terjadi karena harga jual rata-rata yang menurun.

Sebagaimana diketahui sampai kuartal III, Kideco menjual 22,2 juta ton batubara dengan harga jual rata-rata batubara turun 14,7% menjadi US$ 49,4 per ton batubara. Padahal pada periode yang sama tahun lalu harga rata-rata US$ 57,9 per ton. Kideco menjual 9,6 juta ton batubara atau 43% dari volume penjualannya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (DMO). Jumlah ini melampaui persyaratan DMO sebesar 25% yang ditetapkan Pemerintah dan merupakan bentuk dukungan nyata Indika Energy kepada negara, selaras dengan tujuan perusahaanyakni Energizing Indonesia for a Sustainable Future.

Penurunan pendapatan Perseroan juga dikontribusikan oleh Indika Indonesia Resources yaitu sebesar 66,0% menjadi US$ 28,7 juta di periode ini dari US$ 138,9 juta pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena menurunnya permintaan di pasar ekspor. Sisa pendapatan terutama berasal dari perdagangan non-batubara – sebagian besar bauksit dari Mekko.

Sementara itu, pendapatan Tripatra meningkat 12,0% menjadi US$ 176,2 juta pada 9M 2025, terutama didorong oleh proyek Posco (US$ 21,9 juta), proyek Akasia Bagus (US$ 28,1 juta), pabrik amonia Pupuk Kaltim (US$ 19,1 juta), dan proyek APA Geng North (US$ 39,6 juta).

Interport Mandiri Utama (IMU) juga mencatat kenaikan Pendapatan sebesar 9,2% menjadi US$ 93,1 juta. Kenaikan ini dikontribusi oleh Cotrans sebesar US$ 53,8 juta, KGTE (penyimpanan bahan bakar) sebesar US$ 33,5 juta, dan sisanya berasal dari kawasan bisnis Interport (IBP) dan ILSS.

Indika Energy berhasil mencatat efisiensi biaya signifikan pada 9M 2025. Harga Pokok Penjualan (COGS) mengalami penurunan sebesar 17,5% menjadi US$ 1.249,2 juta pada 9M 2025 dibandingkan US$ 1.514,8 juta pada periode yang sama tahun 2024. Cash cost Kideco, termasuk royalti, turun 13,0% menjadi US$ 44,0 per ton sepanjang sembilan bulan ini dibandingkan dengan US$ 50,6 per ton periode yang sama tahun lalu. . Ini terjadi terutama karena penurunan harga batubara yang mengakibatkan beban royalti yang lebih rendah, dan strip ratio yang lebih rendah yakni 5,2 kali di sembilan pertama tahun ini dibandingkan 5,7 kali periode sama tahun lalu. Hal ini menyebabkan penurunan biaya tunai ex-royalti sebesar 6,3% menjadi US$ 34,1/ton selama tiga kuartal tahun ini. Penurunan ini sebagian terimbangi oleh kenaikan biaya bahan bakar karena penerapan bahan bakar B40 sejak Januari 2025.

Perseroan mencatat Laba Kotor sebesar US$ 193,7 juta, atau menurun 28,1% dibandingkan US$ 269,4 juta pada 9M 2024. Marjin Laba Kotor berada pada level 13,4% di 9M 2025, dibandingkan dengan 15,1% padaperiode yang sama tahun sebelumnya.

Beban Penjualan, Umum dan Administrasi menurun 15,3% menjadi US$ 112,8 juta di periode ini dibandingkan US$ 133,1 juta pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terkait Kideco, penurunan biaya pemasaran seiring dengan penurunan pendapatan Kideco, tidak dimasukannya biaya operasional MUTU sejak divestasi pada Februari 2024, dan biaya-biaya profesional.

Beban Keuangan Perseroan menunjukkan penurunan signifikan sebesar 25,6% menjadi US$ 53,4 juta, yang terutama disebabkan oleh penurunan total utang rata-rata dan penurunan biaya utang rata-rata. Sebagai hasilnya, Perseroan membukukan Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$0,5 juta pada kuartal III dibandingkan US$ 34,4 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sepanjang sembilan bulan ini, perusahaan menginvestasikan belanja modal (capital expenditure) sebesar US$ 82,1 juta. Dari jumlah tersebut 93,9% atau US$ 77,0 juta dialokasikan untuk bisnis non-batubara, yang menegaskan fokus Perseroan pada diversifikasi, termasuk Indika Mineral Investindo (terutama untuk proyek Awak Mas) sebesar US$ 53,3 juta. Kemudian juga bisnis ramah lingkungan sebesar US$ 7,5 juta. Untuk bisnis batubara, Perusahaan menginvestasikan US$ 5,0 juta belanja modal untuk Kideco.

“Kinerja sembilan bulan pertama tahun ini mencerminkan disiplin kami dalam menjalankan strategi diversifikasi. Porsi belanja modal yang dominan pada portofolio non-batubara (hampir 94%) menegaskan komitmen kami untuk memperkuat fondasi bisnis masa depan yang lebih resilien dan berkelanjutan,” tandas Azis Armand, President Director and Group CEO Indika Energy.

Pada tanggal 31 Juli 2025, PT. Batu Ampar Container Terminal, perusahaan joint venture Indika Energy melalui PT Interport Mandiri Utama dengan ICTSI Middle East DMCC, bersama dengan PT Batam Terminal Petikemas, telah menandatangani perjanjian kerja sama operasi sebagai mitra strategis selama 30 tahun untuk mengoperasikan Terminal Petikemas Batu Ampar.