Jakarta, TAMBANG – Pabrik konsorsium Antam, IBC dan CBL yang terletak di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Karawang bakal memproduksi baterai kendaraan listrik hingga 15 Gigawatt hour (GWh). Pada tahap pertama, pabrik akan memproduksi baterai kendaraan listrik sebesar 6,9 GWh.
Hal ini akan mengokohkan posisi Indonesia sebagai produsen baterai kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara. Nantinya, industri baterai listrik terintegrasi ini diproyeksikan dapat menyuplai baterai bagi 300 ribu kendaraan yang dapat mengurangi impor BBM hingga 300 ribu kilo liter per tahunnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendorong agar terjadi keberlanjutan ekonomi pada daerah yang menjadi tuan rumah proyek pertambangan dan hilirisasi. Setelah proyek selesai, Bahlil mendorong agar tetap dilakukan diversifikasi hilirisasi di berbagai sektor.
“Kami laporkan bahwa atas arahan Bapak Presiden, kita jangan sampai menjadi negara kutukan sumber daya alam. Artinya setelah tambang ini selesai harus ada diversifikasi hilirisasi apa yang akan kita bangun. Nah proposal Fsnya (Feasibility Study) sudah disampaikan kepada kami. Bahwa kita memikirkan mulai sekarang pasca tambang investasi apa yang akan dibangun di sana,” ungkap Bahlil di Karawang, Jawa Barat, dikutip Senini (30/6).
Pada proyek ini, telah direncanakan pembangunan pusat ekonomi baru di sektor perikanan dan perkebunan pada tahun ke-8 hingga ke-9 proyek ini berjalan. Pusat ekonomi baru tersebut akan dibangun dengan memanfaatkan lahan bekas tambang. “Agar begitu tambang selesai, tetap perputaran ekonomi di daerah terus berjalan,” ujarnya.
Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL merupakan ekosistem baterai berbasis nikel terintegrasi pertama di dunia dan terbesar di Asia Tenggara. Ekosistem ini mulai dari pertambangan nikel di Halmahera Timur hingga produksi baterai kendaraan listrik di Karawang.
Proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar USD 5,9 miliar dan mencakup area seluas 3.023 hektar serta mampu menyerap 35 ribu tenaga kerja langsung dan tidak langsung, pertumbuhan ekonomi lokal, dan 18 proyek infrastruktur dermaga multifungsi.
Baca juga: Smelter Nikel Matte Milik Mitra Murni Perkasa (MMP) Masuk Tahap Awal Commissioning