Beranda Tambang Today Luhut: Indonesia Sedang Lakukan Lompatan Besar Industri baterai lithium

Luhut: Indonesia Sedang Lakukan Lompatan Besar Industri baterai lithium

Jakarta, TAMBANG –  Menteri Koordinator (Menko) Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia sedang melakukan lompatan besar dalam pengembangan industri lithium baterai.

 

“Kita saat ini sedang mengembangkan industri berbasis teknologi. Istilahnya kita sedang melakukan lompatan katak untuk pengembangan industri lithium baterai,” ujar Menko Luhut, dalam keterangan resminya (12/11)

 

Luhut yang sebelumnya melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik komponen utama lithium baterai dari bahan dasar nikel di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, pada  Jumat (11/1),  menjelaskan pabrik pertama di Indonesia ini akan menerapkan teknologi berbasis digital dengan mengadopsi industri 4.0 dan teknologi 5G.

 

Ia mengatakan sebagai ketua tim nasional Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan Menteri Perindustrian (Menoerin) Airlangga Hartarto sebagai ketua hariannya melihat ini, adalah salah satu upaya untuk menekan impor.

 

“Kita tidak mau lagi bahan mentah kita ingin semua punya nilai tambah. Yang ingin saya garis bawahi adalah pegawai di sini sekarang sudah 30 ribu orang lebih nantinya akan menjadi 100 ribu lebih. Tenaga kerja Cina jumlah nya 3.000 lebih jadi kurang lebih hanya 10 persen. Bertahap akan kita kurangi. Pak Airlangga tadi sudah berkomitmen untuk membuat politeknik dari yang sekarang 200 orang menjadi 600 orang siswanya. Jadi jangan mengatakan tenaga kerja Cina ada 95 persen,” tegas Luhut.

 

Ia mengusulkan agar kawasan industri juga bisa memperkuat ekonomi rakyat dengan membeli bahan makanan untuk para karyawan dari masyarakat sekitar.

 

Sementara itu, Menperin Airlangga Hartarto mengatakan, mengatakan investasi adalah kunci untuk meningkatkan ekspor.

 

“Jika kita bicara lapangan pekerjaan dan peningkatan ekspor, maka kuncinya adalah investasi. Investasi ini harus dikawal oleh pemerintah. Dengan investasi sebesar USD700 juta alam 16 bulan akan ada tambahan ekspor USD800 juta. Kalau dari kontribusi kawasan industri Morowali dengan investasi USD5 miliar menghasilkan USD4 miliar pada tahun 2018 kemarin,” kata Airlangga.