Beranda Tambang Today Umum Menteri Arifin Sebut Pembangunan Smelter Mengalami Hambatan

Menteri Arifin Sebut Pembangunan Smelter Mengalami Hambatan

Jakarta, TAMBANG – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyebut beberapa proyek smelter mengalami hambatan. Hal tersebut dia ungkapkan saat Rapat Dengar Pendapat Bersama komisi VII DPR beberapa waktu lalu.

“(Proyek smelter) ini mengalami hambatan karena sebelumnya pemilik Izin tambang keberatan melakukan divestasi dari bagiannya. Ini akan kita upayakan lagi,” ucap Arifin, dilansir Sabtu (25/3).

Sejauh ini, pihaknya telah melakukan beberapa inisiatif untuk mengatasi polemik tersebut di antaranya membuat info memo, market sounding dan memfasilitasi pertemuan antara investor dan pemilik izin usaha pertambangan (IUP).

“Kita sebetulnya berupaya untuk mendorong pembangunan smelter ini dengan memfasilitasi mereka antara lain dengan info memo, market sounding, mempertemukan antara potensi yang mau investasi dengan pemilik IUP,” ungkap dia.

Usaha lain yang diupayakan Kementerian ESDM, lanjut Arifin, adalah dengan menggandeng kementerian dan lembaga terkait seperti dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

“Terkait koordinasi lintas kementerian untuk bisa memfasilitasi kendala yang dihadapi ini melibatkan instansi seperti Marves, Kementerian Perekonomian, BKPM, Industri dan Kementerian Dalam Negeri yang memang semuanya melakukan koordinasi di bawah kementerian koordinator masing-masing,” imbuh dia.

“Nah di situ kita membahas isu-isu yang memang harus bisa diatasi dan diambil Langkah-langkah untuk perbaikannya. Ini masih berjalan,” pungkasnya.

Diketahui, saat ini Indonesia memiliki 17 smelter terintegrasi, 5 di antaranya sudah berjalan. Kelima smelter tersebut yaitu smelter nikel PT Antam, smelter nikel PT Vale Indonesia, smelter nikel PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara, smelter nikel PT Wanatiara Persada dan smelter nikel PT Weda Bay Nickel.

Sementara smelter terintegrasi yang masih proses pembangunan yaitu smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia, smelter bijih besi PT Sebuku Iron Lateritic Ores, smelter pasir besi PT Karunia Mitra Abadi, smelter nikel PT Antam P3FH dan smelter nikel PT Ang and Fang Brother.

Kemudian ada 7 smelter bauksit yang masih tahap pembangunan yaitu PT Dinamika Sejahtera Mandiri, PT Laman Mining, PT Kalbar Bumi Perkasa, PT Paranggean Makmur Sejahtera, PT Persada Pratama Cemerlang, PT Quality Sukses Sejahtera dan PT Sumber Bumi Marau.

Di samping itu, smelter nikel milik PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) juga sedang dibangun di Blok Lapao-Pao, Wolo, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Dengan mengusung teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), CNI berencana membangun smelter berskala besar dengan 4 jalur produksi untuk menghasilkan feronikel.