Beranda Tambang Today Bursa Saham Rupiah Masih Melemah

Rupiah Masih Melemah

Jakarta,TAMBANG, Mata uang Rupiah kembali melemah terhadap Dollar Amerika Serikat. Ibrahim, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka menyebutkan melemahnya mata uang Rupiah ini dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.

 

Dari eksternal menurut Ibrahim, pasar merespon positif atas kebijakan yang diambil Reserve Bank of Australia (RBA) yang memangkas suku bunga resmi (OCR) sebesar 25bps ke rekor terendah 0,50%.

 

Sementara itu pada hari Jumat silam, Federal Reserve AS mengeluarkan pernyataan langka dengan mengatakan akan bertindak “sebagaimana layaknya untuk mendukung perekonomian.”  Bank of Japan (BoJ) juga mengikuti The Fed dalam menjanjikan, jika perlu, mendukung pasar dalam menghadapi “ketidakpastian prospek kegiatan ekonomi karena penyebaran virus corona baru.”  Bank of Japan memastikan akan menyediakan likuiditas yang cukup dan memastikan stabilitas di pasar keuangan melalui operasi pasar yang tepat dan pembelian aset.

 

Kemudian Bank of England juga mengeluarkan pernyataan pada hari Senin yang mengatakan akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas keuangan. Para menteri keuangan G7 dan gubernur bank sentral global akan mengadakan konferensi untuk membahas langkah-langkah yang diambil untuk menstabilkan pasar yang terhuyung-huyung karena kepanikan yang disebabkan oleh virus korona.

 

Sementara Pemerintah China mengisyaratan bahwa Virus corona di Wuhan sudah bisa dikendalikan dan telah menurunkan kewaspadaan dari siaga satu ke siaga dua. Ini mengindikasikan semester I kemungkinan virus corona di China akan bisa di selesaikan.

 

Di tempat lain WHO melaporkan ada lonjakan kasus infeksi baru di luar China yang dikabarkan 9 kali lebih tinggi dibandingkan di China dalam 24 jam terakhir. Lonjakan kasus masih terjadi di tiga negara yaitu Korea Selatan (4.335 kasus), Italia (2.036 kasus) dan Iran (1.501).

 

Sementara dari dalam negeri ada beberapa peristiwa penting yang turut mempengaruhi pergerakan mata uang Rupiah. Bank Indonesia mengumumkan lima paket kebijakan yang direspon positif oleh pasar sehingga mata uang garuda bisa kembali menguat. Paket kebijakan tersebut antara lain Pertama; BI akan meningkatkan intensitas intervensi di pasar keuangan. Kedua; menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk valas dari 8% menjadi 4% dari DPK. Ketiga, GWM untuk Rupiah pun juga diturunkan 50 bps. Kebijakan ini akan efektif per 16 Maret nanti.

Keempat; BI memperluas cakupan underlying investor asing dalam melakukan lindung nilai (hedging) termasuk jika ingin masuk ke pasar DNDF. Dan kelima, BI memperbolehkan investor global untuk menggunakan jasa bank kustodi asing maupun domestik dalam berinvestasi di Indonesia. Dengan kelonggaran ini, diharapkan dapat memompa likuiditas di pasar.

 

Menurut Ibrahim dengan paket kebijakan tersebut mata uang Rupiah dalam penutupan perdagangan sore ini ditutup melemah tipis di level 14.275 dari penutupan kemarin di level 14.260 karena pasar merespon data eksternal terutama laporan WHO tentang lonjakan virus corona. Sementara di perdagangan besok Rupiah kemungkinan akan kembali melemah di level 14.250-14.310.