Beranda Mineral Tiga Kecelakaan Terjadi di Freeport Selama Akhir Pekan

Tiga Kecelakaan Terjadi di Freeport Selama Akhir Pekan

Jakarta – TAMBANG. Kabar gembira dari Jakarta soal perpanjangan izin ekspor PT Freeport Indonesia ternyata harus diikuti berita duka dari areal pertambangan di Tembagapura, Papua. Tiga kecelakaan terjadi berturut-turut selama akhir pekan, Sabtu (24/1) dan Minggu (25/1). Satu orang meninggal dunia, dan beberapa orang lainnya luka-luka.

 

Sabtu (24/1) pukul 13.30 WIT, kecelakaan menimpa seorang pekerja tambang perusahaan kontraktor PT Panca Duta Karya Abadi. Ia terjepit di antara pintu bengkel dan getman, saat truk 730178 tiba-tiba mundur. Kecelakaan ini terjadi di Engross Yard Mill tambang bawah tanah, di Mil 74 Tembagapura. Suwardi Ilyas, sang korban, sejatinya adalah operator dari truk tersebut.

 

Korban sempat dibawa ke rumah sakit dalam keadaan kritis. Ia menderita cidera remuk (crush injury) pada dada kanan, dengan beberapa tulang remuk atau patah, serta terjadi pendarahan pada paru dan penggumpalan darah di ruas bahu dan dada. Suwardi Ilyas pun akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada hari Minggu (25/1) pagi di RS Tembagapura.

 

“Dalam kecelakaan tersebut, Suardi mengalami luka di bagian dada. Pihak perusahaan sempat berencana mengevakuasi ke Jakarta, tapi kondisinya memburuk dan akhirnya meninggal dunia. Sementara pengendara truk dan saksi mata, sudah dimintai keterangan di Mapolsek Tembagapura,” kata Patrige Renwarin, Kepala Bidang Humas Polda Papua.

 

Hanya berselang satu jam, di hari yang sama, kecelakaan kembali terjadi. Kali ini sebuah mobil patroli Toyota LWB (Long Wheel Base) RP-19 yang dikemudikan Praka Ferdinand dari Brigade Infanteri XX Ima Jayakeramo (IJK) menabrak mobil Toyota LWB milik PT Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI) yang mengangkut 6 penumpang. Tabrakan dua kendaraan berlawanan arah itu terjadi di jalan tambang Mil 55.

 

Berdasarkan pengakuan Kornelis Laurens, pengemudi kendaraan milik PT KPI, ia sedang melaju dari Tembagapura Mil 68 menuju Timika. Kendaraan yang dikemudikannya kemudian berhenti saat melihat mobil patroli datang dari arah berlawanan dengan mengambil jalur tengah. Semula ia menduga mobil patroli tersebut hendak mendekat untuk menyampaikan suatu informasi, namun ternyata kendaraan itu tak berhenti, hingga beradu dengan mobilnya.

 

Sementara itu, Praka Ferdinand mengaku kondisi jalan saat itu diguyur hujan deras, dan pandangannya pun terhalang oleh tebalnya kabut. Selain itu, perlengkapan baja anti peluru yang terpasang di mobil patroli juga diklaim Praka Ferdinand turut mengganggu radius pandangnya.

 

Polda Papua telah menyampaikan konfirmasi bahwa untuk kecelakaan kedua ini, tak ada korban jiwa atau luka berat. Hasil uji alkohol yang telah dilakukan terhadap pengemudi pun sudah terbukti negatif.

 

Kecelakaan ketiga terjadi pada Minggu (25/1) pagi. Sebuah mobil pick-up Isuzu milik PT Sandvik Indonesia terguling setelah menabrak tanggul pembatas jalan di Mil 73 Tembagapura.

 

Akibat kecelakaan tunggal ini, sang pengemudi bernama I Gede Christian Hadinata mengalami luka memar di pergelangan tangan kiri dan kanan. Sementara satu orang penumpang  yang bernama Darwis tidak mengalami cidera.

 

“Tim pengawas jalan tambang yang datang ke lokasi kejadian langsung mengevakuasi pengemudi dan penumpang ke RS SOS Tembagapura. Dari tes alkohol terhadap pengemudi, hasilnya negatif,” jelas Kabid Humas Polda Papua lagi.

 

Khusus untuk kecelakaan pertama yang menyebabkan tewasnya Suwardi Ilyas, Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM telah angkat bicara.

 

“Dua orang inspektur tambang dari Ditjen Minerba sudah diberangkatkan tangal 25 Januari malam, untuk melakukan investigasi penyebab kecelakaan,” tegas Bambang Susigit, Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Senin (26/1).