Beranda Korporasi Akuisisi Perusahaan Tambang Batu bara, BIPI Optimis Kinerja Tahun Ini Bakal Kinclong

Akuisisi Perusahaan Tambang Batu bara, BIPI Optimis Kinerja Tahun Ini Bakal Kinclong

Jakarta,TAMBANG,-Perusahaan yang selama ini bergerak di infrastruktur tambang batu bara, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur,Tbk (BIPI) mulai mengepakan sayapnya dan masuk ke bisnis pertambangan batu bara. Tidak tanggung-tanggung, BIPI mengakuisisi perusahaan batu bara PTT Mining,Ltd Hongkong (PPTML) dengan nilai mencapai USD471 juta.

Aksi korporaksi ini telah disampaikan lewat keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal Agustus lalu. Di sana dijelaskan BIPI telah menandatangani share purchase agreement (SPA) dengan PTT International holdings Limited dan PT Sintesa Bara Gemilang untuk mengakuisisi PPTML. Ditargetkan proses akuisisi ini akan rampung paling telat pada November 2022.

CFO BIPI Michael Wong dalam perbincangan dengan media mengaku optimis aksi korporasi ini akan membawa dampak positif bagi kinerja perusahaan. Apalagi ditengah harga batu bara yang melambung saat ini. Bahkan Ia optimis lini bisnis batu bara akan berkontribusi 80 persen dari keseluruhan pendapatan perseroan.

Michale memperkirakan pendapatan perusahaan akan meningkat secara signifikan dari sekitar USD 19 juta pada tahun lalu menjadi sekitar USD 169 juta di tahun ini. Kinerja positif ini secara khusus ditopang oleh salah satu asetnya PT Jembayan Muarabara.

Perusahaan tambang ini telah menunjukkan kinerja positif di tengah kenaikan harga batu bara. Hingga semester pertama tahun ini saja, Jembayan telah mencatatkan revenue hingga USD 150 juta. “Anggap kita mulai konsolidasi dari Juli, berarti sekitar 169 juta (tahun ini),” terang Michael.

Selanjutnya ke depan setelah proses akuisisi rampung, Astrindo mengaku akan fokus pada upaya mengoptimalkan potensi di tambang Jembayan Muarabara diantara melakukan pembebasan lahan. Hal ini mengingat dalam 3 tahun terakhir tidak ada kegiatan yang signifikan sehingga dengan luasan yang ada disebut hanya dapat memenuhi kebutuhan beberapa tahun saja. Sedangkan dengan reserve saat ini mencapai sekitar 65 juta dan resource sekitar 1,4 miliar mestinya Jembayan bisa beroperasi paling tidak hingga 10 tahun mendatang.

Tambang Jembayan sendiri dinilai menguntungkan selain karena memiliki kinerja yang bagus juga kualitas batu bara yang tinggi. Batu bara yang diproduksinya tambang Jembayan memiliki kalori antara 5.200 GAR hingga 5.400 GAR dengan operasi yang stabil serta menguntungkan. Manajemen saat ini pun sudah bekerja dengan standar kelas global serta didukung oleh kontraktor terbaik seperti PT Pamapersada Nusantara.

Produksi batu bara di Jembayan sendiri rata-rata 6 juta ton per tahun dengan kontrak jangka panjang yang dimiliki. Bahkan saat ini menurut Michael telah banyak pihak yang menghubungi untuk melihat kemungkinan kontrak baru. Sementara dua aset tambang lain masih dalam fase pengembangan (development) dan akan dilanjutkan ketika proses akuisisi tuntas.

Sumber BIPI.dok

Sebagaimana diketahui, PTT Mining,Ltd Hongkong merupakan perusahaan tambang yang memiliki aset pertambangan di 5 lokasi yang tersebar di tiga negara yakni Brunei Darusalam, Madagaskar dan Indonesia. Untuk di Indonesia ada tiga konsesi tambang miliknya yakni di Sebuku, Penajam dan Jembayan. Dari banyak aset tambang tersebut, baru tambang Jembayan Muarabara yang sudah produksi.

Michael menjelaskan proses akuisisi yang dimulai sejak September tahun lalu dan perkembangan pasar membuat kenaikan harga batubara menguntungkan akusisi mereka.

Dana untuk akuisisi bersumber dari equity, internal cash, dan pendanaan dari luar. Terkait proses konsolidasi keuangan sendiri disebut masih dalam tahap diskusi dengan pihak PTT. Meski direncanakan secara resmi akuisisi selesai pada November mendatang, pihaknya dapat mengajukan nilai konsolidasi mundur dari waktu tersebut.

Meski sudah ekspansi ke kegiatan usaha pertambangan, namun di bidang infrastruktur pertambangan batu bara tetap diperhatikan. Astrindo juga masih memiliki beberapa agenda seperti rencana penambahan 2 conveyer dan akuisisi pembangkit listrik di Kalimantan Timur.