Beranda Event Data Center Asia Indonesia (DCA-IN) Resmi Debut di IEE Series 2025

Data Center Asia Indonesia (DCA-IN) Resmi Debut di IEE Series 2025

IEE Series

Jakarta, TAMBANG —  Salah satu sorotan utama dalam Indonesia Energy & Engineering Series (IEE Series) 2025 yang akan diselelnggarakan pada 17–18 September 2025 di JIExpo, Jakarta adalah debut perdana Data Center Asia Indonesia (DCA-IN).

DCA-IN menegaskan peran strategis infrastruktur digital seperti pusat data dan manajemen cloud—sebagai fondasi utama untuk mempercepat transformasi industri dan meningkatkan daya saing nasional di era digital.

Country Director Pamerindo Indonesia, Lia Indriasari menyampaikan bahwa inisiatif baru ini akan menciptakan sinergi yang dinamis dengan mempertemukan para pemangku kepentingan utama dari industri infrastruktur pusat data, manajemen cloud, hingga transformasi digital, khususnya di sektor investasi, efisiensi energi, dan keamanan digitalyang saat ini tengah menjalani percepatan menuju integrasi digital secara menyeluruh.

“Pameran ini dirancang secara khusus untuk menjawab kebutuhan manajemen data, transformasi digital, cloud, dan industri nasional lainnya, dengan pendekatan aplikatif yang mendukung integrasi teknologi secara langsung di level operasional dan strategis,” ujar Lia dalam keterangannya, dikutip Kamis (31/7).

Lia menyebut bahwa kebutuhan akan sistem pengelolaan data yang tangguh, fleksibel, dan aman menjadi makin krusial. Bahkan, teknologi cloud kini memainkan peran strategis sebagai fondasi operasional lintas sektor, memungkinkan perusahaan menyimpan data dalam jumlah besar, mengelolanya dengan secara terpusat, serta mengaksesnya secara real-time guna mendukung pengambilan keputusan yang optimal dan efisien.

Di Indonesia sendiri, perkembangan infrastruktur digital dan adopsi layanan cloud menunjukkan tren yang sangat positif. Pertumbuhan ini didorong oleh semakin kuatnya kebutuhan dari berbagai sektor, mulai dari energi, manufaktur, logistik, hingga layanan publik.

“Namun, seiring dengan peningkatan pemanfaatan teknologi digital, muncul pula tuntutan baru terhadap kesiapan sistem pendukung—terutama dalam hal pengelolaan data dan integrasi sistem informasi secara menyeluruh di tingkat organisasi,” imbuh dia.

Sebagai platform baru yang strategis, DCA-IN 2025 hadir untuk menjembatani kebutuhan industri terhadap infrastruktur pusat data dan manajemen cloud, sekaligus mempercepat integrasi digital di berbagai sektor strategis, khususnya energi, baterai, dan industri manufaktur.

Dengan pendekatan yang praktis dan berorientasi pada aplikasi langsung di lapangan, DCA-IN diharapkan menjadi katalis inovasi digital nasional. Acara ini akan menghadirkan, platform strategis untuk menampilkan kemajuan teknologi dalam mendukung ekonomi digital Indonesia yang terus berkembang,

Kemudian, kesempatan networking eksklusif dengan para pemangku kepentingan utama di bidang data center, cloud, dan energi hingga sharing knowledge atas tantangan dan solusi terkini yang disesuaikan dengan dinamika industri digital dan infrastruktur Indonesian di masa yang akan datang.

Selama dua hari DCA-IN 2025 akan menghadirkan rangkaian sesi seminar dengan fokus utama pada tema besar “Indonesia Data Center Landscape: Investment, Innovation and Infrastructure.” Program ini akan mengupas berbagai strategi, tantangan, dan peluang dalam pengembangan ekosistem data center yang cerdas, aman, dan berkelanjutan di Indonesia.

Sesi seminar akan mencakup topik-topik penting seperti potensi investasi data center di Indonesia, persaingan regional dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam, serta isu infrastruktur yang masih menjadi tantangan. Selain itu, diskusi juga akan membahas bagaimana strategi data center nasional dapat menjawab kebutuhan transformasi digital dalam konteks Energy and Economy 4.0, serta pentingnya efisiensi energi, keamanan, dan kesiapan menghadapi ancaman siber maupun bencana alam.

Melalui DCA-IN 2025, para pelaku industri tidak hanya mendapatkan wawasan mendalam mengenai arah perkembangan pasar data center nasional, tetapi juga akses langsung terhadap peluang investasi dan ruang untuk memasarkan teknologi serta solusi inovatif mereka. Forum ini menjadi wadah strategis bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam ekosistem data center di kawasan ASEAN.

Lia menuturkan peran data center semakin penting di tengah akselerasi digitalisasi di berbagai sektor. “Indonesia tengah berada di titik penting untuk memperkuat infrastruktur data yang bukan hanya cepat dan efisien, tetapi juga aman dan berkelanjutan. Data center adalah fondasi utama ekonomi digital masa depan, dan kita harus memastikan ekosistem ini berkembang dengan tepat,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa DCA-IN bukan sekadar forum diskusi, melainkan ruang strategis bagi kolaborasi nyata antara pemangku kebijakan, pelaku industri, dan penyedia solusi teknologi.

“Kami optimistis acara ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam peta industri data global, serta membuka peluang besar bagi investasi dan inovasi di sektor digital,” tambahnya.

Pameran ini juga menghadirkan sejumlah perusahaan unggulan yang menjadi daya tarik utama dalam sektor teknologi pendukung perkembangan kemajuan teknologi data center. Tiga exhibitor yang mencuri perhatian dalam pameran ini adalah Prysmian Cable, Listrikkita Indonesia, dan Mitra Cipta Hardi (SOCOMEC). Masing-masing membawa inovasi dan solusi terdepan di bidang teknologi kabel, sistem transmisi energi, distribusi tenaga listrik, hingga manajemen kelistrikan cerdas. Hal ini, menunjukkan bagaimana sinergi teknologi dan keberlanjutan kini menjadi prioritas utama dalam pengembangan infrastruktur digital dan energi nasional.

Berangkat dari keberhasilan penyelenggaraan Data Center Asia di negara-negara lain, kehadiran Data Center Indonesia di Jakarta (17–18 September 2025) menjadi langkah strategis dalam ekspansi regional yang tahun ini juga akan digelar di Hong Kong (15-17 Juli 2025) dan Kuala Lumpur (18-20 November 2025). Penyelenggaraan di Indonesia diharapkan tidak hanya membawa dampak positif bagi pengembangan infrastruktur digital nasional, tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia sebagai aktor strategis.

Sebagai informasi, tingginya angka kebocoran data di Indonesia menjadi bukti bahwa tantangan ini tidak lagi bersifat potensial, melainkan nyata dan mendesak. Dalam white paper bertajuk “Where’s The Fraud” yang dirilis oleh PT Indonesia Digital Identity (VIDA), Indonesia tercatat menempati peringkat ke-13 dunia dalam jumlah insiden kebocoran data. Total kasus mencapai lebih dari 157,05 juta data yang bocor, menjadikannya yang tertinggi di Asia Tenggara. Sebagai perbandingan, Malaysia mencatat 52,03 juta kasus kebocoran data, diikuti Thailand dengan 48,92 juta dan Singapura sebanyak 34,73 juta.

Baca juga: Ini Kinerja UNTR Di Paruh Pertama 2025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini