Beranda ENERGI Migas Lewat ISC, Pertamina Hemat US$208,1 Juta

Lewat ISC, Pertamina Hemat US$208,1 Juta

Jakarta-TAMBANG. Melalui program Integrated Supply Chain (ISC), PT Pertamina (Persero) mengklaim telah berhasil melakukan penghematan hingga US$208,1 juta. Saat ini Pertamina terus mengoptimalkan kegiatan kinerja yang lebih transparasan dan akuntabilitas.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, mengaku semenjak menjalankan program ISC, sepanjang tahun lalu perseroan berhasil melakukan penghematan signifikan. Hal ini di dukung dengan komitmen Pertamina untuk terus melakukan pembenahan diri.
Melalui lima program fase ISC 1.0 perseroan sukses memotong perantara dari rantai suplai dengan mengoptimalkan pemanfaatan aset-aset Pertamina.
Wianda menjelaskan, ISC adalah bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan memperkuat transparansi pengadaan minyak mentah termasuk produk minyak yang selalu menjadi perhatian publik.

Salah satu keberhasilan program ISC dalam pengadaan adalah adanya renegosiasi kontrak Pertamina dengan Saudi Aramco, yang memiliki kontrak evergreen sekitar 120.000 barel per hari. Sejak Juni 2015, Saudi Aramco bersedia untuk tidak lagi mewajibkan Pertamina menerbitkan letter of credit (L/C) tetapi dengan menggunakan telegraphic transfer (TT).

“Ini adalah bentuk kepercayaan dari pemasok minyak mentah kepada Pertamina dalam kaitannya dengan jaminan pembayaran. Berapa sen pun yang dapat kami hemat, Pertamina akan lakukan upaya terbaik untuk meraihnya, tentu saja sesuai dengan kaidah-kaidah dan best practices yang ada,” ucapnya.

Wianda mengatakan efisiensi dalam pengadaan juga dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan kapal-kapal yang dikelola oleh Pertamina, baik untuk mengangkut BBM, minyak mentah, dan elpiji impor dari titik penjualan ke dalam negeri.

Sebab itu, Pertamina melakukan penguatan ISC guna mengembalikan fungsi ISC dan sekaligus meningkatkan kewenangannya. Melalui proses yang transparansi, Wianda yakin ISC bakal menjalankan fungsi pengadaan lebih baik dan menghilangkan potensi conflict of interest.

“Pola mekanisme tender yang dilakukan melalui email dan metode evaluasi penawaran ketat dan prudent menjadikan proses pengadaan minyak dan produk Pertamina lebih akuntabel dan kredibel,” katanya.

Di mana, Pertamina akan mengundang daftar mitra usaha terseleksi (DMUT) untuk terlibat dalam pengadaan minyak mentah dan produk BBM. Penetapan DMUT juga cukup ketat karena harus memenuhi sejumlah kualifikasi tertentu seperti detail bisnis perusahaan, detail laporan keuangan, detail bank, dan lain-lain.
“Sehingga melalui ISC ini, peserta tender lebih variatif, harga lebih kompetitif, dan posisi tawar semakin tinggi. Informasi tender kami buka melalui website Pertamina yang semua orang dapat mengaksesnya,” jelas dia.

Melalui skema ini, terciptalah pemberian kesempatan yang sama dan adil untuk semua peserta pengadaan. “ISC akan melakukan upaya terbaik untuk mendapatkan harga yang paling optimal bagi Pertamina,” cetusnya.