Beranda Event Majalah TAMBANG dan ASPINDO Gelar Diskusi Penerapan B-20 dan Green Diesel

Majalah TAMBANG dan ASPINDO Gelar Diskusi Penerapan B-20 dan Green Diesel

Jakarta, TAMBANG – Kewajiban penggunaan biodiesel sudah ditetapkan pemerintah sejak 1 September lalu. Seluruh alat operasional pertambangan harus mengkonsumsi bahan bakar solar yang dicampur minyak sawit dengan takaran 20 persen alias B-20. Berjalan tiga bulan kewajiban tersebut, sudah siapkan dunia pertambangan menggunakan B20 sepenuhnya.

 

Pertanyaan itulah yang kemudian diangkat oleh Majalah TAMBANG dan Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (ASPINDO) dalam sebuah diskusi kebijakan Indonesia Mining Forum (IMF) 2018 bertajuk “Pemakaian B-20 di Industri Pertambangan: Masalah dan Solusi”. Diskusi ini akan digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada 6 Desember nanti.

 

Diskusi ini rencananya akan dibuka oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar. “Diskusi ini akan membahas hal-hal krusial dan informasi terbaru mengenai penerapan B-20 di industri pertambangan,” kata Direktur Majalah TAMBANG, Atep Abdurofiq, Kamias (29/11).

 

Penerapan B-20 ini dikatakan Atep, juga punya semangat yang mulia, mulai dari upaya menekan impor minyak mentah, membuat pasar baru bagi industri biodiesel nasional, hingga cita-cita mengangkat kehidupan petani sawit di pelosok-pelosok desa. Tapi, semangat mulia ini masih menemui sederet ujian. “Penerapannya tidak mudah untuk dijalankan,” tukas Atep.

 

Sementara itu, Direktur Eksekutif ASPINDO, Bambang Tjahjono, mengatakan, diskusi ini juga akan membuka informasi wacana terbaru yang dilontarkan pemerintah tentang potensi Green Diesel yang digadang-gadang mampu menggantikan posisi Biodiesel.

 

Green Diesel, yang sama-sama terbuat dari Crude Palm Oil (CPO) layaknya biodiesel, dapat langsung diaplikasikan pada kendaraan tanpa butuh pencampuran solar. Konon, ia juga memiliki karakter yang tidak mudah teroksidasi dan tidak menyebabkan korosi pada mesin kendaraan.

 

“Dalam konteks tersebut, diskusi ini ingin membuka ruang percakapan. Mengurai kendala-kendala yang menemani perjalanan implementasi B20, sekaligus menjajaki potensi Green Diesel yang mampu menggantikan biodeisel. Dengan mengundang segenap simpul, baik dari jajaran pemangku kebijakan, penyalur bahan bakar minyak, juga konsumen sektor tambang, diharapkan muncul solusi terbaik bagi seluruh pihak,” kata Bambang Tjahjono.