Beranda ENERGI Migas Masih Dibayangi Tekanan Global, Harga Minyak Melemah di 2023

Masih Dibayangi Tekanan Global, Harga Minyak Melemah di 2023

Kompleks Kilang Minyak di Ulsan, Korea Selatan. Foto: Wall Street Journal.

Jakarta, TAMBANG – Harga minyak di perdagangan Senin kemungkinan masih akan melemah karena eksportir minyak mentah utama dunia, Arab Saudi, menurunkan harga minyak mentah ringan Arab yang dijualnya ke Asia ke level terendah sejak November 2021 di tengah tekanan global yang menekan harga minyak.

“Dalam pasar saham di China, importir minyak mentah terbesar di dunia mencatatkan kemenangan beruntun selama lima hari pada hari Jumat di tengah ekspektasi investor bahwa ekonomi China akan segera bangkit dari kesengsaraan akibat Covid 19 dan melakukan pemulihan yang kuat pada tahun 2023, kata Direktur PT Laba Forexindo berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, dikutip Senin (9/1).

Tetapi, imbuh dia, lebih banyak negara di seluruh dunia menuntut pengunjung dari China melakukan tes Covid 19, beberapa hari sebelum China melepaskan kontrol perbatasan dan mengantarkan kembalinya perjalanan yang ditunggu-tunggu untuk populasi yang sebagian besar telah terjebak di rumah selama tiga tahun.

“Turunnya permintaan China sebagai importir terbesar di dunia, serta prospek ekonomi yang melambat membuat harga minyak terus melemah” kata Vandy Cahyadi Komisaris OrbiTrade Berjangka dalam catatannya.

“Akibat permintaan minyak global melambat, harga minyak dunia akan menyentuh di level US 72 per barel,” imbuhnya.

Inflasi zona euro jatuh bulan lalu tetapi tekanan harga yang mendasari masih meningkat dan indikator pertumbuhan ekonomi secara mengejutkan jinak, menunjukkan bahwa Bank Sentral Eropa akan terus menaikkan suku bunga untuk beberapa bulan mendatang.

Aktivitas industri jasa AS pada November mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun, menurut laporan dari Institute for Supply Management (ISM).

Tetapi laporan lain menunjukkan ekonomi AS menambahkan pekerjaan pada klip yang solid pada bulan Desember, mendorong tingkat pengangguran kembali ke level terendah pra-pandemi sebesar 3,5% karena pasar tenaga kerja tetap ketat.

Presiden Federal Reserve (Fed) Atlanta Raphael Bostic mengatakan angka pekerjaan AS terbaru adalah tanda lain bahwa ekonomi secara bertahap melambat dan jika itu terus berlanjut, Fed dapat turun ke kenaikan suku bunga seperempat poin persentase pada pertemuan kebijakan berikutnya.

“Dalam penutupan pasar Amerika sabtu, harga minyak dunia di tutup di US 73,64 per barel. Sedangkan dalam perdagangan di hari senen harga minyak akan di perdagangkan di rentang US72,56 per barel – US75,55 per barel,” pungkas Ibrahim.