Jakarta,TAMBANG — Water Indonesia kembali hadir dalam rangkaian Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2025. Keberadaannya menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjawab berbagai tantangan sektor air nasional, mulai dari akses air bersih, pengelolaan air limbah, hingga peningkatan kebutuhan air industri.
Country Manager Pamerindo Indonesia, Lia Indriasari mengatakan di tengah laju urbanisasi pesat dan ekspansi industri nasional, kebutuhan akan pengelolaan air yang efisien dan berkelanjutan menjadi salah satu isu prioritas di Indonesia saat ini. Di mana, ketersediaan air bersih, pengolahan air limbah, dan permintaan air industri terus meningkat, menuntut solusi sistemik yang terintegrasi dengan visi pembangunan nasional.
“Dengan menekankan pada keberlanjutan, kolaborasi, dan inovasi, Indonesia dapat memastikan ketahanan air jangka panjang sekaligus menjaga kesehatan lingkungan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pameran seperti Water Indonesia berperan penting dalam menghadirkan panggung untuk memamerkan teknologi terbaru dan solusi inovatif dalam pengelolaan air dan lingkungan,” ujar Lia dalam keterangannya, dilansir Kamis (3/7).
Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) mencatat salah satu tantangan besar yang masih dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan air minum adalah penundaan pelaksanaan instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik akibat refocusing program dan keterbatasan anggaran. Kondisi ini menyebabkan kekecewaan di kalangan Badan Usaha Milik Daerah Air Minum (BUMD AM) yang telah melakukan berbagai persiapan dan tahapan implementasi program.
Melihat situasi tersebut, krisis seperti ini menegaskan bahwa solusi jangka panjang tidak bisa dilakukan secara sektoral. Dibutuhkan pendekatan kolaboratif yang menyeluruh, melibatkan pelaku industri, regulator, penyedia teknologi, hingga lembaga pembiayaan.
“Water Indonesia 2025 menghadirkan teknologi filtrasi, daur ulang, dan pengolahan air limbah industri terkini untuk mendukung keberlanjutan dan daya saing sektor manufaktur dan konstruksi Indonesia,” ujar Lia.
Lia menjelaskan, Water Indonesia 2025 hadir sebagai platform strategis untuk mempertemukan para pemangku kepentingan lintas sektor, baik pemerintah, dunia usaha, akademisi, maupun komunitas, dalam merumuskan solusi inovatif berbasis kolaborasi, hingga investasi.
Terlebih, kolaborasi ini pun semakin relevan di tengah tantangan ketersediaan air bersih dan sanitasi yang kompleks. Saat ini, kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) telah menjadi tulang punggung dalam upaya membangun sistem air yang inklusif dan berkelanjutan.
“Pemerintah sendiri mencatat kebutuhan investasi infrastruktur air mencapai Rp 26.380 triliun hingga 2030, angka yang jelas melampaui kapasitas APBN bila ditanggung negara sendiri,” ungkapnya.
Digelar pada 10–13 September 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Water Indonesia kembali menjadi bagian dari Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2025, sebuah platform terintegrasi yang menaungi berbagai sektor industri strategis nasional.
Dalam ekosistem tersebut, Water Indonesia 2025 hadir sebagai wahana kolaboratif lintas sektor, mempertemukan pemerintah, pelaku industri, akademisi, hingga komunitas, untuk menjawab berbagai tantangan sektor air nasional, mulai dari akses air bersih, pengelolaan air limbah, hingga peningkatan kebutuhan air industri di tengah pertumbuhan urbanisasi dan tekanan lingkungan yang kian kompleks.
Baca juga: PGN Gandeng Mubadala Energy Lakukan Kajian Pemanfaatan Gas Bumi Di WK Andaman Selatan