Jakarta, TAMBANG – Penyelenggaraan perdana Minerba Convex 2025 menjadi momentum penting penguatan sinergi dan transformasi digital tata kelola sektor mineral dan batu bara nasional.
Ribuan peserta dari berbagai kalangan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, asosiasi, hingga masyarakat berkumpul untuk mendorong pengelolaan industri hulu–hilir yang berkeadilan, berdaya saing, dan berwawasan lingkungan, guna memperkuat ketahanan energi serta pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh Indonesia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa kegiatan Minerba Convex 2025 menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor menuju tata kelola pertambangan nasional yang semakin baik dan berkeadilan.
Bahlil menegaskan bahwa penyelenggaraan Minerba Convex dan peluncuran inovasi digital di sektor minerba merupakan langkah penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
“Saya ucapkan selamat atas inovasi ini. Kita tahu bahwa kondisi global, baik dalam konteks geopolitik maupun geoekonomi, tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Kita lihat ketegangan politik di Timur Tengah, mudah-mudahan bisa segera selesai. Perang dagang juga terjadi, yang awalnya antara China dan Amerika, tapi kemudian melebar ke beberapa negara yang lain,” ujar Bahlil dalam sambutan Minerba Convex 2025 di Jakarta International Convention Center, Jakarta, Rabu (15/10).
Ia menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam terbesar di dunia di sektor mineral dan batu bara.
“Nikel kita terbesar di dunia, batu bara kita kelima–keenam terbesar di dunia, timah kita itu terbesar kedua di dunia setelah China. Panas bumi kita salah satu yang terbesar, kita hanya bersaing dengan Amerika. Ekspor timah kita terbesar di dunia. Belum yang lain, bauksit, copper, kemudian logam tanah jarang yang ini sedang kita dorong sebagai bagian daripada aset negara kita,” katanya.
Bahlil menegaskan bahwa kekayaan sumber daya alam tersebut harus dikelola sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara. Pernyataan tersebut menegaskan pandangan dasar bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia bukan sekadar aset ekonomi, tetapi juga amanah konstitusi yang harus dikelola sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
“Saya ingin menyampaikan sedikit apa yang selalu menjadi arahan Bapak Presiden. Bahwa sumber daya alam kita, tambang kita, dalam pengelolaannya jangan kita pikir kita habiskan sekaligus. Kita harus ingat ada generasi kita berikutnya yang harus kita lakukan dengan baik. Dengan lingkungan yang baik, dengan proses-proses yang memenuhi kaidah aturan yang berlaku,” ujarnya.
Minerba One Tonggak Penting Transformasi Digital
Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tri Winarno dalam sambutannya menyampaikan bahwa pada penyelenggaraan perdana Minerba Convex ini, Kementerian ESDM juga meluncurkan aplikasi Minerba One sebagai tonggak penting transformasi tata kelola pertambangan nasional.
“Pada Minerba Convex yang pertama kali diselenggarakan, izinkan kami ikut juga untuk meluncurkan aplikasi yang namanya Minerba One. Aplikasi ini adalah salah satu tonggak penting dalam transformasi tata kelola yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM, utamanya Minerba,” ujar Tri dalam kesempatan yang sama.
Tri menjelaskan bahwa transformasi tata kelola digital di sektor minerba telah diawali sejak 2011 dengan pembangunan beberapa sistem informasi seperti Minerba One Data Indonesia (MODI), Minerba Online Monitoring System (MOMS), dan E-PNBP yang mulai dikembangkan pada 2019.
“Minerba One hadir menyatukan sistem-sistem yang ada dan sudah dibangun mulai dari hulu, mulai dari FS, pencatatan sumber daya cadangan sampai kepada penjualan mineral dan batu bara. Tujuannya agar supaya bisnis proses mulai dari perizinan, produksi, pengawasan di mana pengawasan ini jumlah dari tim pengawas sangat terbatas sehingga digitalisasi ini mau tidak mau, suka tidak suka, harus kita bangun, dan juga hingga pelaporan berbasis data yang kredibel dan realtime,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa Minerba One merupakan wujud nyata transformasi digital yang bukan sekadar jargon.
“Bisa dikatakan Minerba One ini adalah salah satu wujud nyata transformasi digital yang bukan hanya jargon, tetapi sudah menjadi gerakan bersama menuju tata kelola pertambangan yang lebih bersih, produktif, dan berkelanjutan,” katanya.
Ketua Pelaksana Resvani dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasi atas dukungan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Minerba Convex 2025.
Ia menilai kegiatan ini menjadi ruang kolaborasi penting bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor minerba untuk bersama-sama memperkuat sinergi, inovasi, dan komitmen menuju tata kelola pertambangan yang lebih baik di masa depan.
“Lebih dari 6 ribu peserta dari berbagai kalangan, luasnya jangkauan pihak yang terlibat semata-mata untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, asosiasi, akademisi dan masyarakat luas guna mewujudkan tata Kelola industri hulu hilir mineral dan batu bara yang tentunya berkeadilan, berdaya saing dan berwawasan lingkungan. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh wilayah indonesia dan demi ketahanan energi nasional,” ucap Resvani.
Minerba Convex 2025 melibatkan partisipasi masyarakat umum serta pelajar dari berbagai jenjang, mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Melalui kegiatan Mining Kids Adventure, anak-anak usia dini diajak mengenal dunia pertambangan dengan cara yang edukatif dan menyenangkan. Sementara itu, sesi Sharing Dunia Kerja dan Career Hub ditujukan bagi para mahasiswa untuk memperluas wawasan seputar peluang karier di sektor pertambangan.
Minerba Convex 2025 masih akan berlangsung hingga hari ini, Kamis, 16 Oktober 2025, dengan menghadirkan tujuh sesi diskusi mendalam yang membahas berbagai isu strategis di bidang pertambangan dan pengolahan mineral. Selain itu, Ditjen Minerba juga membuka Coaching Clinic bagi perusahaan yang ingin berdiskusi langsung dengan unit-unit terkait di bawah Ditjen Minerba.