Beranda Lingkungan Rio Tinto Gabung Dalam First Movers Coalition, Lembaga Apakah Itu

Rio Tinto Gabung Dalam First Movers Coalition, Lembaga Apakah Itu

Jakarta,TAMBANG,- Perusahan tambang asal Australia, Rio Tinto bergabung dengan First Movers Coalition, sebuah inisiatif global untuk membantu mengkomersialkan teknologi nol-karbon dengan memanfaatkan daya beli dan rantai pasokan. Di dalamnya ada lebih dari 50 perusahaan dengan nilai pasar kolektif sekitar $8,5 triliun di lima benua. Perusahaan-perusahaan ini sepakat membentuk koalisi untuk menciptakan pasar awal bagi teknologi energi bersih yang inovatif.

Inisiatif ini dipimpin Forum Ekonomi Dunia dan Pemerintah Amerika Serikat dan menargetkan sektor-sektor termasuk aluminium, penerbangan, bahan kimia, beton, perkapalan, baja, dan truk, yang bertanggung jawab atas 30 persen emisi global. Hasil riset menyebutkan akan akan peningkatan menjadi lebih dari 50 persen pada pertengahan abad. Namun ini bisa ditekan kalau ada kemajuan dalam inovasi teknologi bersih.

Chief Commercial Officer Rio Tinto Alf Barrios menjelaskan Rio Tinto ingin membawa daya beli yang cukup besar dari Rio Tinto untuk membantu membangun rantai pasokan yang berkelanjutan untuk teknologi hijau yang sedang berkembang. “Transisi rendah karbon adalah inti dari strategi bisnis kami dan kesuksesan akan membutuhkan perubahan skala besar di seluruh rantai nilai, yang bertujuan untuk mendukung janji kami kepada First Movers Coalition,”tandas Alf.

Ia menambahkan, “Sebagai anggota First Movers Coalition, kami juga berharap dapat membangun jaringan kemitraan kami yang ada untuk mendukung pengembangan teknologi baru guna membantu memperkuat jalan kami menuju masa depan yang bersih.”

Sementara Kepala Koalisi Penggerak di Forum Ekonomi Dunia Nancy Gillis mengatakan komitmen Rio Tinto untuk masa depan yang berkelanjutan menjadikan perusahaan sebagai tambahan yang berdampak pada Koalisi Penggerak Pertama. “Kami berharap dapat berkolaborasi dengan Rio Tinto untuk mendorong inovasi energi bersih dan mentransisikan industri pertambangan menuju masa depan tanpa karbon.”kata Nancy.

Rio Tinto membuat komitmen untuk membeli lebih banyak bahan bakar nol emisi untuk armada pengirimannya sendiri dan memanfaatkan lebih banyak pemasok yang menggunakan bahan bakar nol emisi dalam pelayaran dan penerbangan. Ia juga berjanji akan memastikan proporsi yang lebih besar dari truk angkut berat yang diperolehnya akan nol emisi.

Perusahaan bekerja untuk mencapai net zero emission pada tahun 2050. Perusahaan telah menetapkan target pengurangan 50% dalam emisi Lingkup 1 dan 2 pada tahun 2030. Untuk mendukung tercapainya ambisi ini perusahaan menyediakan investasi dalam bentuk modal sekitar US$7,5 miliar.

Sebagaimana diketahui Rio Tinto adalah pemasok terkemuka aluminium berkualitas tinggi dengan jejak karbon rendah, termasuk penggunaan energi terbarukan, dan bekerja untuk mengurangi emisi lebih jauh. Perusahaan menggunakan teknologi revolusioner untuk teknologi peleburan aluminium tanpa karbon melalui kemitraan ELYSIS dengan Alcoa. Kegiatan ini pun mendapat dukungan dari Apple, pemerintah Kanada dan Quebec. Di Australia, Rio Tinto tengah mengembangkan solusi repowering hijau untuk smelter Pulau Boyne dan Tomago. Juga bekerja sama dengan pemerintah negara bagian dan federal, perusahaan listrik dalam pengembangan energi terbarukan untuk meningkatkan ketersediaan energi terbarukan.

Relain itu dalam berbagai lini kegiatan, Rio Tinto juga mendorong pemanfaatan energi bersih termasuk di kategori pelayaran, truk dan penerbangan First Movers Coalition Di pelayanan saat ini , di mana komitmen umum untuk peserta meliputi:

Pengiriman saat ini setidaknya 5% dari pengiriman laut dalam perusahaan akan didukung oleh bahan bakar nol-emisi pada tahun 2030. Ini dimungkinkan dengan kehadiran kapal-kapal yang mampu menggunakan bahan bakar nol-emisi. Kemudian setidaknya 10% dari volume barang perusahaan yang dikirim secara internasional akan berada di kapal yang menggunakan bahan bakar tanpa emisi pada tahun 2030. Ini merupakan langkah menuju 100% pada tahun 2040”.

Untuk pengangkutan, setidaknya 30% dari pembelian truk untuk kegiatan penambangan dan 100% dari pembelian truk baru adalah truk tanpa emisi pada tahun 2030. Sehingga kepada perusahaan jasa di bidang truk Rio Tinto mewajibkan penyedia layanan truk untuk memenuhi komitmen bahwa setidaknya 30% dari pembelian truk baru untuk tugas berat dan 100% dari truk baru untuk tugas sedang akan menjadi truk tanpa emisi pada tahun 2030.

Selanjutnya untuk penerbangan Pada tahun 2030, perusahaan akan bermitra dengan operator transportasi udara untuk mengganti setidaknya 5% bahan bakar jet konvensional yang digunakan untuk perjalanan/pengangkutan udara perusahaan dengan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable Aviation Fuel/SAF). Ini akan membantu mengurangi emisi GRK siklus hidup sebesar 85% atau lebih jika dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional, dan/atau menggunakan teknologi propulsi tanpa emisi karbon. Rio Tinto bekerja sama dengan tim FMC untuk menentukan bagaimana mereka secara praktis mengintegrasikan maksud dari komitmen dalam konteks operasi global Rio Tinto.