Beranda Mineral Strategi Gag Nikel Perkuat Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik

Strategi Gag Nikel Perkuat Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik

Presiden Direktur Gag Nikel, Sufen Triantio dalam Indonesia Nickel and Battery Summit 2023 di Badung, Bali (10/8).

Jakarta, TAMBANG – Anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), PT Gag Nikel (Gag Nikel) punya strategi tersendiri dalam mendukung percepatan ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Hal tersebut diungkapkan Presiden Direktur Gag Nikel, Sufen Triantio dalam Indonesia Nickel and Battery Summit 2023 di Badung, Bali (10/8).

“Perusahaan akan mengoptimalisasi cadangan dan sumber daya nikel berupa bijih nikel saprolit dan limonit yang akan diolah menjadi produk pengolahan nikel lanjutan sebagai bahan baku produksi EV Battery di hilir rantai pemrosesan,” ucap Sufen.

Menurut Sufen, cadangan nikel yang dimiliki ANTAM Grup masih sangat melimpah yakni mencapai 16,4 juta ton nikel. Gag sendiri cadangannya mencapai 3,8 juta ton nikel.

“Total resources-nya itu mencapai 16,4 juta ton nikel, Pulau Gag mencapai 3,8 juta ton, Maluku Utara 9 juta dan sisanya di Konawe Utara dan Pomalaa,” imbuh dia.

Adapun cadangan nikel yang dimiliki ANTAM Grup mencapai 4,8 juta atau 30 persen dari jumlah sumber daya nikel. “Sedangkan di sisi reserve ANTAM mencapai 4,8 juta ton. Konversi dari reserve tersebut hanya 30 persen dari resourcesnya, potensinya masih banyak,” jelasnya.

Untuk mempercepat ekosistem baterai kendaraan listrik pihaknya saat ini bekerja sama dengan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL) dan LG Energy Solution (LGES). Saat ini ANTAM bertindak sebagai Perusahaan pemasok nikel olahan berupa nikel sulfat.

“Kerja sama yang sudah kami lakukan pada saat ini adalah dengan CBL dan LG. Antam saat ini wacananya terhenti di nikel sulfat kemudian precursor, katoda, baterai cells akan di intern di IBC,” ucapnya.

Diketahui, ANTAM akan memasok sebesar 16 juta bijih nikel per tahun dalam kerja sama dengan LGES. Bijih nikel tersebut diolah dengan smelter RKEF maupun HPAL yang akan menghasilkan nikel sulfat, precursor, dan katoda hingga daur ulang baterai.

“Kita juga mengukur kapabilitas juga, apalagi BUMN tidak boleh ada kerugian bagi negara. Jadi inisiatif itu kajiannya jelas. Nah kajian terbaik itu saat ini di nikel sulfat,” ucap dia.

Smelter HPAL ANTAM akan dioperasikan oleh Indonesia Battery Corporation (IBC) di Karawang Jawa Barat. Dalam proyek ini, ANTAM dan IBC memiliki saham sebesar 40 persen dan 60 persennya akan dimiliki CBL, CATL maupun LG.

IBC adalah perusahaan yang didirikan pemerintah lewat 4 perusahaan BUMN sektor pertambangan dan energi yakni Holding Industri Pertambangan MIND ID (PT Indonesia Asahan Aluminium/Inalum), PT Antam Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).

Di sisi lain, Gag sebagai pemegang kontrak Karya (KK), kata Sufen, juga punya kewajiban untuk melakukan hilirisasi. Sejak tahun 2017 Gag sudah mencari mitra untuk mendirikan smelter

“Pada saat ini gag nikel itu bukan pemegang IUP tapi KK dan KKpunya kewajiban untuk hilirisasi. Gag Nikel sedang dalam usaha untuk mencari smelter dan telah dimulai sejak tahun 2017, sejak Gag mulai menambang. Akan tetapi belum jodoh dan sekarang masih mencari partner terbaik,” pungkasnya.