Beranda ENERGI Energi Terbarukan ACE dan Jerman Luncurkan Pedoman Energi Terbarukan ASEAN

ACE dan Jerman Luncurkan Pedoman Energi Terbarukan ASEAN

Nay Pyi Taw (Myanmar) – TAMBANG. ASEAN Centre for Energy (ACE) dan Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) meluncurkan Pedoman Energi Terbarukan ASEAN (ASEAN RE Guidelines) di Nay Pyi Taw, Myanmar hari ini (22/9). Pedoman tersebut mencakup informasi lengkap mengenai siklus pengembangan proyek energi terbarukan yang ideal di masing-masing negara anggota ASEAN.

 

Melalui kerjasama dengan kementerian energi negara-negara anggota ASEAN, sampai saat ini, ASEAN RE Guidelines telah dikembangkan di Indonesia (pengembangan proyek tenaga biomassa dan biogas); Malaysia (pengembangan proyek tenaga air skala kecil, serta tenaga solar fotovoltaik (SPV) skala besar dan kecil); Filipina (pengembangan proyek tenaga SPV skala besar dan kecil); Vietnam (pengembangan proyek tenaga angin dan biomassa, dimana proses pembuatan pedoman tersebut sedang berjalan).

 

Pedoman energi terbarukan tersebut komprehensif, mudah diakses dan akan diperbarui secara berkala serta bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan keterlibatan sektor swasta terhadap energi terbarukan di ASEAN. Fokusnya adalah pada prosedur administrasi, daftar ketentuan dan izin yang diperlukan, mengidentifikasi tantangan negara terhadap pengembangan proyek, dan memberikan informasi mengenai cara mencapai pemenuhan pembiayaan.

 

“Malaysia sebagai salah satu negara anggota aktif mendukung agenda energi terbarukan di ASEAN. Kami berharap pedoman ini akan memperdalam talenta pengembangan sistem SPV skala besar baik di dalam negeri, maupun di seluruh kawasan ASEAN. Kami sangat berharap pedoman ini akan memberikan banyak manfaat bagi semua developer dan investor yang berpotensial dalam pengembangan proyek tenaga SPV di Malaysia,” papar Catherine Ridu, Chief Executive Officer of Sustainable Energy Development Authority (SEDA) Malaysia.

 

Officer in Charge Assistant Secretary, Office of the Assistant Secretary – Department of Energy (DoE) Filipina, Mario Marasigan juga memuji upaya untuk mengembangkan Buku Panduan Solar PV (SPV), yang memberikan gambaran siklus proyek dan semua persyaratan administrasi terkait untuk pengembangan dan pelaksanaan proyek-proyek SPV. Menurutnya buku panduan SPV akan berfungsi sebagai batu loncatan bagi para pembuat kebijakan untuk menilai prosedur administrasi dan membantu mereka mengembangkan pasar SPV yang efisien.

 

Jerman telah mendukung ASEAN sejak tahun 2005, diawali dengan Proyek ASEAN-Jerman mengenai pembangkit listrik tenaga air skala kecil. seperti yang dikatakan oleh wakil dari organisasi pelaksana atas nama Pemerintah Jerman, Maria-José Poddey (Principal Advisor ASEAN-RESP, GIZ), kerjasama tersebut dilanjutkan di tahun 2010 dan diperluas ke lingkup energi terbarukan yang lebih besar, khususnya teknologi tenaga surya, biomassa, dan air, melalui proyek yang diimplementasikan oleh GIZ dan ACE, yaitu Renewable Energy Support Programme for ASEAN (ASEAN-RESP)”.

 

Pedoman ini merupakan hasil dari kerjasama ASEAN-RESP sebagai proyek yang diimplementasikan oleh ACE dan GIZ atas nama Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).

 

Dr. Sanjayan Velautham (Direktur Eksekutif ACE) dan Poddey menyampaikan rasa terimakasih mereka kepada Kementerian Energi Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam atas wawasan dan keterlibatan aktif mereka dalam pengembangan ASEAN RE Guidelines tersebut. “Kami berharap bahwa pedoman ini akan membantu meningkatkan pemahaman tentang berbagai izin dan prosedur yang diperlukan untuk pengembangan proyek-proyek energi terbarukan pada tingkat nasional dan regional,” tambah mereka.