Beranda Tambang Today Bahlil Serahkan Dokumen 18 Proyek Prioritas Hilirisasi ke Danantara

Bahlil Serahkan Dokumen 18 Proyek Prioritas Hilirisasi ke Danantara

Bahlil Danantara

Jakarta, TAMBANG – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Bahlil Lahadalia, secara resmi menyerahkan dokumen pra-studi kelayakan untuk 18 proyek prioritas hilirisasi kepada CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), Rosan Roeslani. Nilai investasi dari proyek-proyek tersebut mencapai USD 38,63 miliar atau setara Rp618,13 triliun.

Adapun 18 proyek prioritas hilirisasi tersebut terdiri dari 8 proyek hilirisasi sektor mineral dan batu bara, 2 proyek transisi energi, 2 proyek ketahanan energi, 3 proyek hilirisasi pertanian dan 3 proyek hilirisasi sektor kelautan dan perikanan.

“Dari 18 proyek tersebut, 8 proyek hilirisasi di sektor mineral dan batu bara, 2 proyek tentang transisi energi, 2 proyek ketahanan energi, 3 proyek hilirisasi pertanian serta 3 proyek hilirisasi kelautan dan perikanan. Ini di luar ekosistem baterai mobil khusus yang kita akan bangun,” ungkap Bahlil dalam sambutannya di Gedung Sarula, Kementerian ESDM, Selasa (22/7).

Menurut Bahlil, dengan nilai investasi pada proyek hilirisasi tersebut akan menciptakan potensi ratusan ribu lapangan pekerjaan. Proyek hilirisasi juga akan menciptakan pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Itu (proyek hilirisasi) akan menciptakan lapangan pekerjaan yang baik dengan upah yang layak. Bukan lagi upah, mohon maaf, bukan lagi upah UMR (Upah Minimum Regional). Dan ini sebagai instrumen penetrasi dalam rangka memberikan keadilan dalam pertumbuhan ekonomi kawasan,” tegasnya.

Satgas Hilirisasi, sambung Bahlil, selalu siap untuk terus berkoordinasi dengan Danantara, membahas lebih lanjut terkait penentuan skema pembiayaan, penentuan modal bisnis, pelaksanaan proyek, penetapan lokasi, ataupun penyelesaian kendala proyek yang di dalamnya termasuk perizinan lahan dan mitigasi sosial lingkungan.

Sementara itu, CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengatakan bahwa kontribusi investasi di bidang hilirisasi meningkat cukup signifikan. “Kurang lebih dari investasi yang masuk di kloter kedua atau kalau dalam satu semester, itu kurang lebih kontribusinya dari Rp950triliun lebih itu mencapai 30%, itu berdasarkan dari hilirisasi,” tandasnya.

Rosan juga menyebutkan selama empat bulan Danantara diluncurkan, telah mendapatkan pendanaan melalui kerja sama dengan Dana Kekayaan Negara (Sovereign Wealth Fund) lain sebesar USD7 miliar.

“Dari USD7 miliar itu dengan Qatar USD4 miliar, kemudian dengan CIC (China Investment Corporation) USD2 juta dan juga kemudian dengan RDIF (Russian Direct Investment Fund). Dan kita sedang ada pembicaraan dengan Sovereign Wealth Fund lainnya untuk bersama-sama untuk berinvestasi terutama di Indonesia,” pungkas Rosan.

Untuk diketahui, berdasarkan kajian awal Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, dari 18 proyek tersebut, proyek hilirisasi minerba menjadi yang terbesar dengan 8 proyek senilai USD20,1 miliar dan potensi menyerap 104.974 tenaga kerja. Proyek di sektor pertanian dan kelautan masing-masing menyerap 23.950 dan 67.100 tenaga kerja.

Sementara itu, proyek transisi energi bernilai USD2,5 miliar dan menyerap 29.652 tenaga kerja. Di sektor ketahanan energi, nilai investasinya mencapai USD14,5 miliar dengan potensi penyerapan 50.960 tenaga kerja. Secara keseluruhan, 18 proyek ini berpotensi menciptakan 276.636 lapangan kerja langsung dan tidak langsung.

Baca juga: Pertamina Pasok LPG Dukung Koperasi Desa Merah Putih

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini