Jakarta, TAMBANG – Karakter dan teknologi menjadi dua bekal penting bagi generasi masa depan. Dengan semangat itu, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyelenggarakan pelatihan kepala sekolah dan guru tentang pengembangan karakter dan pemanfaatan AI di sekolah dasar.
Perwakilan CSR PAMA, Prangasa Budi Utama menekankan bahwa pembinaan guru merupakan program rutin untuk membangun sekolah yang berkembang melalui penguatan karakter.
“Ilmu bisa dicari di mana saja, tetapi karakter harus dibentuk. Karakter yang kuat akan membentuk masa depan anak,” ujar Prangasa Budi Utama dalam keterangannya, Senin (18/8).
Sementara itu, Zaenudin, S.Pd., MM menekankan pentingnya pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman, mulai dari pembelajaran mendalam (deep learning), penerapan AI, hingga keterampilan koding yang tetap selaras dengan pendidikan karakter. Ia juga memperkenalkan program pendampingan ‘7 Kebiasaan Hebat’ yang tengah dijalankan di DKI Jakarta.
“Pembelajaran di sekolah harus terus mengikuti perkembangan zaman. Guru dan kepala sekolah perlu memahami deep learning, penerapan AI, hingga keterampilan koding, tanpa melupakan pendidikan karakter sebagai landasan utama,” ucapnya.
Pada hari pertama, peserta mengikuti sesi pengenalan karakter anak yang dipandu oleh Penny Anggrahini, pendiri Sekolah Permatahati Bogor. Melalui simulasi pemindahan balok dalam kelompok, ia mengajak guru dan kepala sekolah berlatih membangun kepemimpinan, empati, gotong royong, serta komunikasi efektif.
Kegiatan berlanjut dengan diskusi mengenai penerapan pendidikan karakter di sekolah, termasuk strategi pembelajaran mendalam (deep learning) dan differentiated instruction untuk kelas besar. Penny juga membagikan praktik baik yang mengintegrasikan literasi dengan tema pembelajaran sehingga lebih kontekstual bagi siswa
Pada hari kedua, pelatihan difokuskan pada integrasi artificial intelligence (AI) dan kreativitas dalam pembelajaran. Materi utama disampaikan oleh Deni Komarudin, M.Pd, yang menjelaskan perkembangan AI, urgensinya di dunia pendidikan, strategi pembelajaran berbasis teknologi, hingga pemanfaatan berbagai platform digital seperti Moodle, Turnitin, Grammarly, dan Microsoft Seeing AI.

Para peserta juga diajak mencoba Canva untuk merancang media pembelajaran, serta mendalami asesmen formatif dan sumatif menggunakan taksonomi Bloom dan SOLO. Di akhir sesi, mereka mendapat bekal membuat e-book dan video interaktif sebagai media belajar siswa.
Sesi penutup dibawakan oleh Erni K. Art dengan topik Drawing for Teaching. Ia mengajak peserta memahami bahwa menggambar adalah bentuk ekspresi ide, bukan sekadar meniru objek. Melalui aktivitas menggambar bergilir dan diskusi kelompok, para guru mempraktikkan metode kreatif untuk membangun kepercayaan diri siswa sekaligus mengasah keterampilan komunikasi mereka.
Pelatihan ini berhasil memberikan wawasan praktis bagi pendidik dalam merancang program pendidikan karakter yang kontekstual, menerapkan strategi pembelajaran berbasis AI, serta memanfaatkan metode kreatif untuk meningkatkan interaksi di kelas.
“Karakter membentuk peradaban, teknologi memperkuat proses belajar. Kombinasi keduanya akan menciptakan pendidikan yang relevan dan berkelanjutan,” ujar salah satu fasilitator dalam sesi penutupan.
Baca juga: MDKA Gelar MER-C, Lomba Tanggap Darurat Bertaraf Internasional di Site Tujuh Bukit Banyuwangi