Jakarta, TAMBANG – Kontraktor pertambangan sekaligus produsen energi, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), turut berperan dalam upaya menurunkan angka stunting pada anak serta mengampanyekan budaya keselamatan di sekolah-sekolah. Hal tersebut disampaikan oleh Security and External Relations Dept Head PAMA, Gunawan Setiadi.
“Pada tahun 2025, terdapat dua program utama yang dijalankan untuk tahun 2025, yakni program penurunan angka stunting dan program Safe School,” ungkap Gunawan dalam Workshop Wartawan bertema AI dalam Ruang Redaksi pada sesi Korporasi Update di Jakarta, Kamis (25/9).
Gunawan menjelaskan, program penurunan angka stunting dilakukan dengan pemetaan di seluruh site PAMA, khususnya di wilayah ring satu atau daerah sekitar proyek. Dari hasil pemetaan ditemukan kondisi faktual adanya kasus stunting yang membutuhkan penanganan.
Target program ini adalah 861 anak dengan harapan dapat menurunkan angka prevalensi hingga 60 persen. Minimal 516 anak ditargetkan berhasil lulus dari status stunting. Hingga saat ini, aktualnya terdapat 640 anak yang sudah berhasil keluar dari status tersebut.
“Aktualnya, pada khusus ini terdapat 640 anak yang sudah berhasil keluar dari status stunting. Ada beberapa intervensi program yang kami lakukan, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, hingga anak usia 24–59 bulan,” imbuh Gunawan.
Program ini menargetkan permasalahan gizi seperti berat badan kurang, berat badan rendah, hingga pertumbuhan yang tidak sesuai dengan kurva badan. Semua itu tidak bisa diselesaikan secara instan, melainkan memerlukan kerja nyata di lapangan. Tantangan yang dihadapi pun tidak hanya berkaitan dengan kondisi fisik, tetapi juga menyangkut perkembangan sosial, mental, serta kemampuan kognitif anak.
Selain itu, PAMA juga menginisiasi program Safe School di sekolah-sekolah sekitar area proyek. Program ini bertujuan untuk mengedukasi sekaligus membangun budaya keselamatan sejak dini, khususnya di tingkat SMA. Fokus utama PAMA Safe School adalah menanamkan kesadaran akan keselamatan (safety), menjaga kesehatan dan kebugaran (active & fit), serta mendorong kepedulian terhadap lingkungan (eco-friendly).
“Implementasinya dilakukan melalui pembangunan infrastruktur sekolah, sertifikasi guru, hingga pengembangan pembelajaran berbasis praktik. Harapannya, siswa-siswi di sekitar proyek PAMA dapat tumbuh dengan budaya keselamatan, kesehatan, dan kepedulian lingkungan yang lebih kuat,” ujar Gunawan.
Sebagai informasi, saat ini PAMA mengelola 17 site pertambangan di Kalimantan, 2 site di Sumatera, dan 2 site di Sulawesi yang baru dibuka untuk sektor nikel. Perusahaan juga memiliki 1 head office dan 3 support office.
Baca juga: UT Dorong Pemanfaatan AI Beretika dalam Kerja Jurnalistik